Menteri Ganteng, Muda, Masih Lajang…Hahaha
Anda masih sangat muda. Tidak ingin bersekolah dulu? Bukankah pernah mendapat tawaran beasiswa dari Oxford?
Dalam politik, banyak pengorbanan yang harus dilakukan. Kalau tidak ada modal pendidikan, memang agak susah memecah tembok ketakutan itu. Saya menolak tawaran tersebut (beasiswa) karena saat itu anak muda sangat dibutuhkan menggerakkan gelombang politik untuk memenangkan pemilu.
Bagaimana tanggapan warga Malaysia ketika Anda menjadi menteri?
Banyak yang skeptis. Kata mereka: Oh, anak muda ini tidak mampu untuk memimpin. Kasih saja kepada yang lebih tua. Tapi, hal semacam tersebut membuat saya semakin bersemangat untuk membuktikan diri dengan kesuksesan. Saya akan membuktikan bahwa saya bisa lebih baik.
Apa tantangan yang Anda hadapi dalam menjalankan tugas ini?
Tentu ada tanggung jawab besar yang harus saya pikul. Selain itu, harus ada pembuktian diri dengan prestasi. Saya rasa usia bukan penghalang seseorang untuk bergerak maju.
Hubungan Indonesia dengan Malaysia pasang surut. Kadang berimbas ke pertandingan olahraga antara Indonesia dan Malaysia. Bagaimana pendapat Anda?
Tugas saya untuk memastikan hubungan kedua negara senantiasa baik. Pak Mahathir dan Pak Presiden (Jokowi) punya hubungan yang dekat. Seperti yang Pak Presiden tekankan bahwa kita serumpun, kita keluarga. Dalam keluarga memang selalu ada masalah. Tapi, pada akhirnya bagaimana kita bisa menyelesaikan itu dengan baik. Saya akan memilih berkolaborasi dan mencari jalan diplomasi untuk menyelesaikan masalah.