Menteri LHK Dikukuhkan jadi Insinyur Profesional Utama
"Berpikir dan bekerja terukur dan sistematis sebagai ciri profesional," katanya.
Selain itu, Menteri Siti menjelaskan pola pendekatan yang terus berpikir atau disebut thinking ahead, berkembang terus dengan refleksi dan memikir ulang (thinking over), dan saat ini sangat diperlukan membandingkan dengan berbagai referensi (thinking accross).
Ketiganya penting dalam menghadapi tantangan.
"Thinking ahead, thinking over, dan thinking accross, itulah bagian penting dari pengembangan profesional. Kehadiran insinyur profesional bisa menjadi andalan untuk menjaga penetrasi globalisasi dimana filter dalam berdaya saing dengan profesionalis luar negeri ada pada organisasi-organisasi profesional atau asosiasi," jelasnya.
Menteri Siti juga menjelaskan, saat ini banyak tantangan di sektor kehutanan baik internasional dan dalam negeri. Seperti terkait bisnis kehutanan dan perspektif konfigurasi bisnis baru dengan kehadiran program Perhutanan sosial.
"Bisnis kehutanan harus terus menjadi pemikiran untuk kita tingkatkan formatnya, bagaimana kesatuan forward dan backward linkage- nya. Selain itu berkaitan dengan konfigurasi bisnisnya, misalnya dari pendekatan timber management, ke skema perhutanan sosial, bagaimana kita menjaga kelestariannya dari perspektif profesi. Bagaimana praktik-praktik profesional sesungguhnya dalam operasional penanganan lingkungan," jelasnya.
"Mari kita berkarya untuk Indonesia. Jangan pernah bosan dan jangan pernah lelah berbakti untuk bangsa ini," sambungnya mengakhiri sambutan.
Dalam kesempatan ini juga dilakukan penyematan medali secara simbolis bagi para Insinyur Profesional Utama, yaitu kepada Menteri Siti Nurbaya, Darori Wonodipuro (anggota DPR RI), Jacob Manusawai (Rektor Universitas Papua), Musdhalifah Machmud (Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian), dan Fairus Mulia (praktisi kehutanan). Penyematan dilakukan oleh Ketua Umum PII, Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, didampingi oleh Ketua BKTK, Ir. Tonni Hari Widiananto.
Setelah menyampaikan apresiasinya kepada Menteri LHK, Hermanto Dardak juga menjelaskan bahwa saat ini ada 21 badan kejuruan di Indonesia, dan dari 800.000 Insinyur di Indonesia, yang teregister sebagai profesional baru sebanyak 12.500 orang.