Menteri Siti: Pengolahan Sampah di NTB Bisa jadi Contoh untuk Daerah Lain
jpnn.com, LOMBOK - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengunjungi tempat pembuangan akhir (TPA) Regional Kebon Kongok Lombok Barat di Nusa Tenggara Barat (NTB) hari ini.
Di lokasi itu, Menteri Siti melihat langsung program Program Jeranjang Olah Sampah Setempat (JOSS) yang mengelola sampah menjadi pelet refuse derived fuel (RDF).
Program yang dikerjakan PT Power Indonesia, anak perusahaan PLN bekerja sama dengan Pemprov NTB ini menerapkan konsep circular econom
Konsep Circular Economy ini mengubah sampah yang sebelumnya mencemari lingkungan menjadi bahan bakar PLTU Jeranjang dalam bentuk pelet.
“Saya dan Pak Gubernur mengunjungi TPA, kami sudah dilaporkan bahwa sudah ada akitvitas teknologi RDF, dari sampah menjadi bahan bakar dengan teknik pelet dan saya melihat tadi bagus sekali, mesinnya juga dibuat sendiri, lalu pakai mesin pencacah, tekniknya dengan fermentasi, mesin pembentuk peletnya. Itu bisa jadi bahan substitusi batu bara untuk PLTU. Selain itu juga bisa untuk gas. Jadi ini bagus sekali. Di pedesaan tetapi teknologinya canggih,” kata Menteri Siti di sela-sela kunjungan di TPA tersebut.
Pelet RDF tadinya selama ini didatangkan PLTU Jeranjang dari Klungkung Bali. Namun, setelah ada stasiun pengolahan sendiri kerja sama dengan PLN kini pelet itu bisa dipasok langsung dari TPA Regional Kebon Kongok.
Saat ini program tersebut baru mengolah 60 ton dari 300 ton sampah per hari yang masuk ke TPA Regional Kebon Kongok. Ini diolah menjadi pelet sebanyak 30 ton per hari. Program ini mendapat apresiasi Menteri Siti karena bisa membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
“Tadi dikatakan pengolahan ini akan ditingkatkan menjadi 100 ton per hari, Pak Gubernur bahkan bilang ditingkatkan jadi 200 ton per hari. Ini contoh yang baik yang bisa dikerjakan untuk menyelesaikan masalah sampah,” sambung Menteri Siti.