Menyelami Jalur Rempah, Kemenpar Talk Show di Ambon
Semenjak akhir abad ke 15, mulailah penjelajahan dan pencarian kepulauan rempah Maluku, yang kemudian mempengaruhi wajah peradaban dunia. Rizal kembali memaparkan, Salah satu catatan awal dan terpenting tentang pencarian rempah adalah catatan Tome Pires, SUMA ORIENTAL , yang diterbitkan tepat 500 tahun yang lalu. Suma Oriental diartikan sebagai Kumpulan Catatan Lengkap tentang Dunia Timur.
Penulis Portugal ini mencatat perjalanannya di Malaka 1512-1515, dan diterbitkan dua tahun kemudian. Catatan perjalanan ke Dunia Timur ini, dilengkapi kompilasi lengkap rempah yang diperdagangkan saat itu, beserta asal, harga dan siapa yang menjualnya. Penulisan Ini bertepatan dengan ejspedusi Antonio de Abreau dan penyelamatan Fransisco Serrao di Hila Ambon.
"Penyelamatan Serrao di Hila Ambon ini, yang kemudian menjadi titik tolak berubahnya arah sejarah. Awal dari penguasaan kepulauan rempah oleh Portugis," tambah Nursam. Sejak saat itu, masih kata Nursam, silih berganti imperium Eropa mencoba keberuntungannya ke Maluku, menggantikan dominasi pedagang Jawa, Arab dan Cina yang telah menguasai terlebih dahulu.
Magelhaen dari Spanyol, Cook dari Inggris, Jan Pieter Zon Coen Belanda hingga peneliti Rumphius dari Jerman, Valentyn Belanda, Farlours Prancis serta Alferd Russel Wallace dari Inggris. Semuanya mencari utopianya di Garden Eden ini. Sekadar informasi, seluruh warisan tradisi rempah ini, dipaparkan pada sarasehan dan pameran 500 Tahun Suma Oriental. Diselenggarakan di Pameran Hari Pers Nasional di Ambon 5-9 Februari 2017.
Nah, dua peristiwa penting yang terjadi di Maluku, memikat para para pejalan dunia adalah lagenda Pulau Run dan penjelajahan Alfred Russel Wallace dalam pencarian Bird of Paradise.
“Penjelajahan Wallace di Maluku yang dicatatnya dalam surat surat, dan bukunya Malay Archipelago ; merupakan tonggak penting dalam tradisi ilmiah. Terutama tentang biogeografi, teori evolusi dan koleksi flora fauna yang dramatis. Ini bisa menjadi pengalaman perjalanan yang sangat mengesankan ke tanah air kita,” kata Rizal.
”Ke semua materi sarasehan dan pameran ini, merupakan dasar bagi Kementerian Pariwisata untuk memperkaya, memperdalam dan memperluas tafsiran dari Branding Wonderful dan Pesona Indonesia ke mata dunia," tandas Rizal yang juga diamini Nursam.
Menpar Arief Yahya berharap apa yang diperankan Kementerian Pariwisata untuk mendukung event Hari Pers Nasional (HPN) yang puncaknya diperingati pada 9 Februari 2017 ini memberi manfaat buat semua.