Menyengkeram dan Dicengkeram
Sabtu, 11 Desember 2010 – 16:48 WIB
Padahal, Pak Harto hanya manusia biasa, yang bisa khilaf, alpa, naif, fana, keliru bahkan salah. Terbukti sebuah TAP MPR menyebutkan rezim Orde Baru telah menelorkan KKN, yang sekarang menjadi musuh bersama masyarakat dan pemerintah.
Memang, tiada insan supermen. Tiada lagi dewa-dewa yang turun dan kahyangan menjadi pemimpin di bumi. Bahkan Bagong, dewa yang turun ke bumi, dan menyaru menjadi manusia telah hilang saktinya ketika ia ingin merebut kekuasaan, seperti pernah diadaptasikan oleh Nano Riantiarno melalui lakon Teater KOMA.
Kekuasaan yang sentralis, menjadi presiden, menteri, pimpinan dan anggota parlemen sekaligus menjadi politikus di partai asalnya, atau hanya sekedar menjadi pengurus partai dengan kedudukan sentral, sebetulnya bagus- bagus saja bila berada di tangan seorang yang BAIK, dengan huruf kapital. Yang teruji, tak mudah tergoda oleh keluarga, rekan termasuk oleh dirinya sendiri, sekaligus adil, jujur dan bijaksana. Adakah gerangan tokoh “sehebat” itu dalam sejarah bangsa ini?