Menyerbu Warung
Oleh: Dahlan IskanMaka tidak ada lagi tanda-tanda bisa makan. Tidak ada lagi bangunan di kiri kanan jalan. Yang ada hanya pepohonan.
"Itu! Ada warung pinggir jalan," ujar Azrul seraya menunjuk bangunan tunggal yang sederhana. Sepi. Sendiri. Tidak ada pengunjung sama sekali. Cuma ada satu meja di emperannya. Ada cobek dan uleg-uleg di atas meja itu: alat pembuat rujak.
Ternyata ada juga rawon, lodeh, dan mie instan. Di dalam rak kaca terlihat ada telur dadar dan potongan ayam goreng.
"Saya rawon," kata Azrul.
"Saya lodeh," kata istri saya.
"Saya mie instan," kata sebagian cucu.
"Saya rujak," kata saya.
Kena serbu 12 orang –lapar semua– penjual makanan di warung itu bengong. Tidak tahu mana yang harus dituruti lebih dulu.