Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Merespons Dua Peristiwa, Gerakan Satu Bangsa: Pancasila dan NKRI Sedang Diuji

Senin, 19 Agustus 2019 – 23:59 WIB
Merespons Dua Peristiwa, Gerakan Satu Bangsa: Pancasila dan NKRI Sedang Diuji - JPNN.COM
Inisiator Gerakan Satu Bangsa, Stefanus Asat Gusma. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Pancasila dan NKRI kembali diuji dengan dua peristiwa terahkir yang diduga sengaja diviralkan melalui sosial media oleh jaringan dan kelompok anti-Pancasila. Beredarnya video rekaman ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) yang diduga bermuatan penistaan agama dan peristiwa ujaran kebencian dan rasis kepada mahasiswa Papua menimbulkan ketegangan sosial.

Inisiator Gerakan Satu Bangsa, Stefanus Asat Gusma menilai dalam konteks prinsip hidup berbangsa dan bernegara, ceramah Ustaz Abdul Somad sebagai tokoh masyarakat dan umat tentu sangat bertolak belakang dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

“Sangat disayangkan tokoh masyarakat seperti Ustaz Abdul Somad menyampaikan konten ceramah yang mengarah pada ujaran kebencian dan kebohongan yang ditujukan pada satu kelompok masyarakat tertentu dengan mengangkat topik yang sangat sensitif yaitu soal agama,” kata Inisiator Gerakan Satu Bangsa, Stefanus Asat Gusma di Jakarta, Senin (19/9).

Gusma juga menyoroti peristiwa yang menimpa mahasiswa Papua yang terjadi Malang dan Surabaya dan akhirnya harus berbuntut aksi pembakaran dan demonstrasi massa di Manokwari, Papua Barat. Bahkan situasi terahkir isunya sudah bergeser ke tuntutan Papua memisahkan diri dari Indonesia. “Jangan sampai itu semua terjadi,” kata Gusma mengingatkan.

Lebih lanjut, Gusma mengatakan untuk kasus Ustaz Abdul Somad, polisi harus mencari aktor intelektual penyebar video ceramah tersebut. Gusma juga meminta Ustaz Abdul Somad harus bersedia mendinginkan suasana dengan meminta maaf secara terbuka kepada publik atas kesalahannya.

“Sudah jadi kewajiban semua tokoh masyarakat, agama dan pemuda dalam situasi seperti ini harus ikut memperkuat tali persatuan dan kerukunan sesama anak bangsa. Jalan musyawarah mufakat tetap menjadi yang utama, meskipun jalur hukum menjadi alternatif jika imbauan ini tidak digubris,” ujar Gusma.

Situasi Proxy War

Gusma mengungkapkan lalu lintas beredarnya informasi soal ceramah Ustaz Abdul Somad dan situasi aksi massa di Papua di sosial media maupun melalui pesan berantai satu hari ini sangat masif sekali.

Pancasila dan NKRI kembali diuji dengan dua peristiwa terahkir yang diduga sengaja diviralkan melalui sosial media oleh jaringan dan kelompok anti-Pancasila.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News