Mirip Alphabet dan Alibaba, Suksesi Kepemimpinan Bukalapak Tanpa Gejolak
Selain itu, rekam jejak positif dan manfaat nyata bagi publik juga menjadi faktor pendukung. Dengan kepercayaan penuh, publik meyakini bahwa apapun yang dilakukan Alibaba dan Alphabet akan berhasil. Tak heran jika valuasi mereka terus naik meski telah berganti kepemimpinan.
Demikian juga yang dialami oleh Bukalapak yang telah mengumumkan pergantian Chief Executive Officer (CEO) dari co-founder Achmad Zaky ke Rachmat Kaimuddin.
Rachmat Kaimuddian sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Perencanaan PT Bank Bukopin Tbk dan sebelumnya sebagai Komisaris di Bank yang sama. Sebelum karirnya di Bukopin, Rachmat pernah menjabat sebagai CFO di PT Bosowa Corporindo, Vice Presiden di Baring Private Equity Asia dan Boston Consulting Group.
Pergantian kepemimpinan Bukalapak dapat dikatakan berjalan mulus dan relatif tanpa gejolak. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan itu telah memiliki visi ke depan dan mampu membangun manajemen yang solid dan meningkatkan profesionalitas.
Menurut informasi dari manajemen, fokus jajaran pimpinan C-Level Bukalapan ke depannya adalah menavigasikan arah perusahaan secara jangka panjang. Di bawah kepemimpinan baru, perusahaan akan fokus pada isu-isu yang berkaitan dengan talenta, modal, dan manajemen keuangan, serta memperkuat peran Bukalapak dalam mendukung UMKM Indonesia.
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, terlepas dari begitu bergairahnya modal mengalir ke startup-startup yang menjamur di berbagai negara, pada akhirnya binis adalah soal mencari keuntungan.
“Pada satu titik modal akan berhenti mengalir jika startup tersebut gagal menghasilkan keuntungan. Itu menjadi tantangan Bukalapak terbesar saat ini.”
Adapun founder Google, Larry Page, mengibaratkan jika Google adalah manusia, maka sudah menjadi seorang yang dewasa berusia 21 tahun dan sudah waktunya untuk meninggalkan sarang.