Modal Awal Gadaikan Emas Ibunya, Kini Punya 120 Karyawan
Di awal-awal membuka warungnya, Cici mengaku harus turun langsung membeli barang-barang kebutuhan dapur. “Iya dulu pagi-pagi pergi ke pasar buat belanja. Kalau ibu tugasnya masak,” katanya.
Pada enam bulan berjualan Cici mengaku warungnya tidak terlalu ramai. Untuk promosi ia mengatakan hanya dilakukan dari mulut ke mulut.
“Apalagi waktu itu kan baru lulus (kuliah). Jadi belum banyak jaringan,” katanya.
Masalah lain yang muncul saat awal-awal memulai usaha tersebut adalah stok bebek yang tidak pasti.
Akibatnya ada pelanggan yang komplain. “Adalah yang komplain. Kayak bebeknya kok kecil,” cerita Cici.
Namun hal tersebut bukan halangan bagi Cici untuk mengembangkan usahanya tersebut. Dengan tekad ingin membesarkan usaha, akhirnya Cici mencari pemasok daging bebek dari kabupaten lain. Selain itu menu masakannya juga ditambah dan semakin beragam. Seperti ayam.
Konsep sederhana dengan segmen pasar kalangan menengah membuat bebek belur laris. Awalnya rumah makan ini diperuntukan bagi kalangan menengah seperti anak sekolahan dan mahasiswa.
“Tapi karena rasanya cocok. Orang-orang kantoran juga suka mampir,” kata Cici.