Momen Sukacita Idulfitri Tak Hanya Milik Manusia Bebas
Lombok Post berkesempatan melihat ramainya kunjungan di Lapas Mataram. Aula lapas penuh dengan kerabat yang berkunjung. Lapangan di dalam lapas pun disulap. Di sana berdiri tenda untuk memberi kenyamanan saat kunjungan.
Kerabat warga binaan yang tidak kebagian tempat, memanfaatkan sebagian lorong untuk berkumpul. Dalam keterbatasan itu luapan kebahagiaan penuh haru nampak tumpah. Ada tangis, tawa, peluk bahagia di sejumlah sisi. Jeruji penjara yang selama ini jadi penghalang sementara dibuka. Para pesakitan bertemu keluarga yang dirindukan.
Wibowo misalnya. Tahanan yang terjerat kasus pencurian mengaku senang dengan kunjungan terbuka dari lapas. Apalagi ini merupakan lebaran pertamanya di dalam penjara.
”Senang karena bisa ketemu ibu lebih lama,” kata dia saat ditemui Lombok Post (Jawa Pos Group), Minggu (25/6) lalu.
Pantauan koran ini, meski lapas penuh dengan pengunjung, sebagian warga binaan tak sungkan untuk melepas kerinduan dengan keluarganya. Beberapa warga binaan terlihat memeluk erat istri dan anaknya. Mencium keduanya dengan sayang karena rindu di dalam penjara. Terlihat pula sebagian orang tua, saat bertemu anak dan kerabatnya, tak kuasa menahan air mata.
Suasana haru tampak jelas saat hari raya Idul Fitri. Momen ini terulang ketika lebaran topat, kemarin (2/7). Lapas Mataram kembali memberikan kunjungan terbuka terhadap warga binaan.
”Ada sekitar 1669 pengunjung, termasuk anak-anak saat lebaran topat,” kata Kasubsi Pengamanan Lapas Mataram Gazali, kemarin.
Namun, salah satu warga binaan rupanya hanya bisa melihat kegembiraan napi lain yang dikunjungi keluarganya. Nas, warga Lombok Tengah nampak terduduk lesu di samping blok narkotika.