Motorway Murah
Oleh Dahlan IskanMelihat padatnya lereng gunung itu saya teringat kota Medellin. Saat saya ke Colombia. Mirip sekali.
Melintasi kota Abbottabad ini kendaraan hanya bisa merayap. Di jalan aspal yang berdebu. Truk, bus, angkot, sepeda motor berebut celah.
Penat sekali. Dari ujung kota ini memerlukan waktu satu jam sendiri. Untuk ke ujung kota lainnya.
Saya membayangkan lagi lewat di Pamulang. Di Jakarta selatan. Atau sekitar Bandara Pondok Cabe. Ruwet sekali.
Lebih sumpek lagi karena saya kepikiran DI’s Way. Hari itu saya belum menulis DI’s Way untuk besok paginya. Mobil ini terlalu bergoncang untuk menulis. Banyak lubang di jalan. Atau polisi tidur.
Selepas Abbottabad mungkin baru bisa menulis. Ternyata tidak. Jalannya penuh tikungan. Di sela-sela tebing gunung yang tinggi. Jalannya juga tidak mulus.
Inilah jalur utama menuju Kashmir. Melewati jalan bercabang di pertigaan setelah Abottabad.
Namun saya ikuti jalan yang lurus. Menuju Balakot. Yang kalau diteruskan sampai perbatasan dengan Xinjiang, Tiongkok. Tinggal 50 km lagi dari Balakot.