MPR Ingatkan Dampak Corona Terhadap Ekonomi
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Jazilul Fawaid mengingatkan pemerintah mengantisipasi dampak ekonomi akibat persoalan wabah virus corona atau Covid-19 yang sudah mengglobal dan masuk ke Indonesia. Jazilul khawatir isu virus corona menyentuh persoalan ekonomi dan lainnya.
“Terkait krisis sekarang yang saya bilang corona tadi, yang saya takutkan adalah menyentuh pada krisis ekonomi,” kata Jazilul saat diskusi Empat Pilar MPR bertajuk “Penerapan Pilar Kebangsaan dalam Situasi Krisis” di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (6/3).
Menurutnya, indikasi ini bisa dilihat dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Termasuk pula Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dia mengatakan dengan melihat kondisi ini, pemerintah tidak hanya harus mengantisipasi penyebaran virus corona, tetapi juga dampaknya terhadap perekonomian.
“Kalau terus-menerus terjadi seperti ini justru bukan hanya mengantisipasi soal virus coronanya supaya tidak mewabah di Indonesia, tetapi pemerintah siap tidak mengantisipasi perlambatan ekonomi,” katanya.
Lebih lanjut politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan yang menjadi persoalan pada setiap krisis di Indonesia, seperti 1998, yang mengakibatkan reformasi itu dimulai dengan krisis ekonomi. Menurut dia, pada masa itu krisis ekonomi terjadi karena ada peristiwa-peristiwa politik.
Nah, Jazilul khawatir adanya kasus virus corona yang sudah mewabah di kurang lebih 50 negara, bisa berefek ke berbagai bidang termasuk krisis ekonomi. “Bahkan, untuk beberapa kegiatan ibadah saja, seperti umrah, harus dibatalkan. Ini menjadi sesuatu yang harus diantisipasi dampaknya,” ungkapnya.
Doktor Ilmu Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia, Universitas Negeri Jakarta, itu Dia menambahkan dari sisi kesehatan sudah tentu penanganan virus corona dilakukan dengan pendekatan medis. Dia mencontohkan, di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, sudah mempercepat pembangunan rumah sakit.
Jazilul menambahkan di Indonesia sendiri, masyarakat sebenarnya tidak terlalu panik dalam menghadapi krisis seperti corona. Karena itu, ketika persoalan virus corona berkembang, di Indonesia malah biasa-biasa saja.