Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Muhadjir Effendy: Jika Ingin Menjadi Negara Maju, Ini Kuncinya

Kamis, 27 Mei 2021 – 19:59 WIB
Muhadjir Effendy: Jika Ingin Menjadi Negara Maju, Ini Kuncinya - JPNN.COM
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan jumlah penduduk usia produktif yang tergolong angkatan kerja di Indonesia saat ini sebanyak 138 juta orang. Jumlah itu mencapai 60 persen dari 270 juta total penduduk Indonesia.

"Sisanya itu yang tidak produktif. Baik yang lansia maupun sekarang yang tertunda masuk perguruan tinggi ataupun masih berada di SMA atau SMK," ujar Menko Muhadjir di Jakarta, Kamis (27/5).

Dia menambahkan, saat ini masih banyak penduduk yang tergolong usia produktif akan tetapi masih menganggur. Per Februari 2021, tingkat pengangguran di Indonesia telah turun menjadi 6,26 persen atau sebanyak 8,75 juta orang. 

Tugas pemerintah kata Muhadjir, menyiapkan lapangan pekerjaan. Itu sebabnya investasi besar-besaran mutlak dilakukan apabila ingin angkatan kerja betul-betul bekerja dan produktif.

"Lapangan pekerjaan yang produktif ini yang menjadi tantangan kita bersama," ujarnya.

Lebih lanjut, Muhadjir menyebut, Indonesia tidak ingin terperangkap menjadi negara dengan pendapatan menengah (middle income trap).

Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) menjadi bentuk komitmen pemerintah untuk membuka lapangan kerja bagi penduduk berusia produktif dan tidak terjebak menjadi negara berpendapatan menengah.

"Tidak ada pilihan kalau ingin menjadi negara maju dan tidak terperangkap dalam middle income trap. Itu kuncinya. Ini (membuka lapangan pekerjaan) yang harus kita lakukan secara besar-besaran," tuturnya.

Menko PMK Muhadjir Effendy menegaskan pemerintah harus menyiapkan lapangan kerja besar-besaran menghadapi bonus demografi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News