Musim Kemarau, Kementan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim
jpnn.com, JAKARTA - Iklim turut memengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat.
Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengantisiasi dan mitigasi dampak perubahan iklim agar tidak berpengaruh terhadap pasokan pangan dan pencapaian kedaulatan pangan.
Penanganan perubahan iklim melalui upaya jangka pendek maupun jangka panjang.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan, program jangka pendek terhadap iklim melalui pemantauan iklim dan cuaca melalui early warning system, penyiapan benih tahan kekeringan, tahan genangan, tahan serangan organisme penganggu tanaman, bubidaya ramah lingkungan, membuat sumur pantek maupun pompanisasi, selanjutnya pemanfaatan lahan tadah hujan dengan embung dan percepatan tanam lahan pasang surut rawa lebak di saat kering dan asuransi usahatani.
Sedangkan jangka menengah dan panjang melalui program membangun infrastruktur lahan dan air seperti perbaikan irigasi, embung, longstorage, bantuan alsintan, inovasi benih unggul, budidaya dan teknologi spesifik lokasi sebagai solusi permanen yang adaptif terhadap iklim.
Untuk menjamin pasokan air irigasi, Kementan bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait pembangunan bendungan, DAM, jaringan irigasi primer dan sekunder 1,3 juta ha serta melakukan normalisasi sungai.
Sedangkan untuk penyediaan air pada lahan tadah hujan secara berkelanjutan Kementan bekerjasama Kementerian Desa dan PDT pembangunan embung di Seluruh Indonesia.
Pada 2017 pemerintah menargetkan membangun minimal 10 ribu embung dari total 30 ribu embung dengan jangkauan 1,5 juta hingga 2 juta ha dengan alokasi anggaran sebesar Rp 22 triliun, bahkan untuk mendukung ketersediaan air bersumber sungai, Amran telah menyiapkan puluhan ribu pompa air untuk pengairan sawah di seluruh Indonesia