Nadiem Makarim Ambil Buku Favoritnya, Bicara Pendidikan Karakter, Wouw!
Nadiem memang masih muda. Berbeda dengan Anies Baswedan saat menjabat sebagai Mendikbud pada usia 45 tahun dan Muhadjir Effendi pada usia 58 tahun.
Pemuda kelahiran Singapura pada 4 Juli 1984 itu kini membawahi urusan pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, ditambah lagi dengan urusan kebudayaan.
Kemenristekdikti yang sebelumnya menaungi pendidikan tinggi berubah nomenklatur yakni Kemenristek/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan urusan pendidikan tinggi kembali ditangani Kemendikbud.
Hari pertama berkantor, Nadiem mengatakan dirinya tidak punya program 100 hari ke depan. Yang ada hanya dirinya yang belajar dan menjadi murid yang baik.
"Saya selalu ditanya apa rencana 100 hari, sejujurnya saya tidak punya rencana 100 hari. Tapi saya akan duduk dan mendengar serta berbicara dengan pakar-pakar yang ada di hadapan saya saat ini," ujar Nadiem.
Nadiem mengatakan akan mengerjakan semua aspirasi murid-murid Indonesia yakni belajar. Dia menambahkan dirinya berdiri di depan bukan sebagai guru melainkan sebagai murid.
"Saya sudah mempersiapkan diri. Saya mohon kepada semua Dirjen Dikbud dan Dikti untuk bersabar dengan saya. Walaupun bukan dari kalangan pendidikan. Saya murid yang baik, belajar dengan baik," kata dia.
Dikatakan juga, dirinya akan mengedepankan prinsip gotong-royong. Gotong-royong merupakan kata kunci untuk menjalankan kementerian secara bersama-sama.