Nadiem Makarim: Saya Mohon Maaf Hal seperti Ini Tidak Terjadi Sebelumnya
jpnn.com, JAKARTA - Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan pihaknya pada tahun ini tidak bisa melakukan pemetaan secara komperehensif karena Ujian Nasional (UN) 2020 untuk jenjang SMP dan SMA ditiadakan alias dihapus.
"UN pada tahun ini bertujuan untuk melakukan pemetaan dari sisi pendidikan, namun karena situasi darurat dan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan peserta didik pada saat pandemi COVID-19, maka UN SMP dan SMA ditiadakan. Meskipun untuk siswa SMK sudah mengikuti UN yang diselenggarakan dua minggu lalu," ujar Nadiem dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (24/3).
Hasil UN, kata dia, digunakan pemerintah daerah untuk memperbaiki pendidikan yang ada di daerah itu. UN sejak 2015 tidak lagi digunakan sebagai penentu kelulusan dan seleksi masuk sekolah.
"Dengan berat hati, kami sampaikan pada tahun ini karena kasus darurat COVID-19, tidak bisa melakukan pemetaan secara komperehensif," kata dia.
Nadiem mengapresiasi siswa SMK yang sudah mengikuti UN dan menghargai usaha yang mereka lakukan.
Nadiem memahami jika banyak siswa SMK tidak senang karena harus mengikuti UN, sementara siswa SMP dan SMA tidak perlu mengikuti UN.
"Tapi masalahnya, data COVID-19 diperbaharui setiap hari dan terjadi perubahan yang sangat cepat. Status daruratnya juga berubah, lompatan kasus terjadi dan saya mohon maaf hal seperti ini tidak terjadi sebelumnya," kata dia.
Untuk tolok ukur, lanjut Nadiem, pemerintah bisa menggunakan data dari Programme for International Student Assessment (PISA) yang baru diterima pada Desember 2019.