Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Nama Menlu AS hingga SBY Disebut-sebut dalam Peristiwa 27 Juli 1996

Senin, 27 Juli 2020 – 20:18 WIB
Nama Menlu AS hingga SBY Disebut-sebut dalam Peristiwa 27 Juli 1996 - JPNN.COM
Ratusan kader dan simpatisan PDI Perjuangan memperingati peristiwa Kudatuli di Surabaya, Jumat (27/7/18) malam. Foto: for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sejarawan Asvi Warman Adam mengatakan ada rangkaian kejadian yang melatari peristiwa penyerangan kantor PDI yang dikenal Kudatuli pada 27 Juli 1996.

Latar belakang itu berasal dari aspek nasional dan internasional. Menurut dia, kejadian itu melibatkan rangkaian kegiatan yang melibatkan rezim Orde Baru Soeharto, mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Warren Christopher, hingga sejumlah pejabat militer saat itu.

Termasuk Sutiyoso yang saat itu merupakan Pangdam Jaya dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Kepala Staf Komando Kodam Jaya.

Asvi menjelaskan sebenarnya sejak 2 Oktober 1965, Orba sebenarnya sudah melakukan represi. Misalnya pembredelan semua koran terkecuali koran terkait militer.

Tindakan represif itu berlanjut terus sepanjang 30 tahun. Contoh di tahun 1980-an, ada tiga pemuda menjual buku karangan Pramoedya Ananta Toer dihukum lebih dari lima tahun hanya karena menjual buku yang dinyatakan dilarang oleh Orba.

Dalam kasus PDI, lanjut dia, terjadi kenaikan suara partai itu sejak 1987 hingga 1992, yang antara lain disebabkan masuknya putra putri Bung Karno ke partai. Yakni Megawati dan Guruh Soekarnoputra sejak 1987.

"Ini jelas mengkhawatirkan rezim berkuasa," kata Asvi dalam diskusi virtual Forum Jas Merah bertema "Huru-Hara di Penghujung ORBA: Refleksi Peristiwa 27 Juli 1996", Senin (27/7).

Selain itu, ternyata ada aspek internasional melingkupi peristiwa itu. Sebab pada 23-25 Juli 1996, Menlu AS Warren Christopher datang ke Indonesia untuk hadir di pertemuan menteri-menteri luar negeri. 

Nama sejumlah tokoh termasuk SBY ada dalam peristiwa Kudatuli pada 27 Juli 1996.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News