Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Nama-nama Beken di Komisi III Rontok di Pileg

Sabtu, 19 April 2014 – 07:16 WIB
Nama-nama Beken di Komisi III Rontok di Pileg - JPNN.COM
Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Penghitungan suara pemilu legislatif yang kini sedang masuk tahapan rekapitulasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum selesai. Namun, diprediksi tidak sedikit politisi yang beken di Senayan bakal tak bisa kembali menduduki empuknya kursi rakyat.

Tidak hanya partai Demokrat yang suaranya anjlok drastis. Caleg PDI Perjuangan pun juga bisa tersingkir lantaran kalah strategi di dapilnya.

Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari, yang dikenal publik sebagai politisi perempuan yang cukup lantang menyuarakan kalangan minoritas, ternyata harus siap-siap menerima kekalahan untuk tidak kembali lagi ke Senayan.

Hal ini lantaran Eva, yang memilih dapil Jawa Timur VI dengan nomor urut 3, kalah bersaing dengan caleg lainnya. Sebab di dapilnya dengan rekan separtainya seperti Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung dan mantan Bupati Blitar Djarot Saiful Hidayat.

“Ya saya harus siap-siap, tapi pantauan terakhir memang peluang saya kecil. Saya duga karena serangan fajar. Tapi kan tidak ada yang sia-sia dalam menjalani aktivitas politik ini,” kata Eva kepada INDOPOS (Grup JPNN), Jumat, (18/04).

Eva mengaku sudah menghabiskan uang kampanye sekitar Rp 1,5 miliar. Uang tersebut dia rogoh dari koceknya sendiri dengan cara yang lurus, dan bukan utang. Dia mendapat informasi, sejumlah caleg bahkan harus menggelontorkan uang hingga Rp 10 miliar untuk biaya kampanye.

“Kampanye lurus itu maksudnya benar-benar ke lapangan dan bertemu dengan pemilih, bukan hanya tim sukses. Kita sudah turun di ratusan desa sejak 6 bulan sebelum pemilu untuk bertemu dengan calon pemilih di Kabupaten Tulungagung, Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Blitar,” paparnya.

Meski begitu, Eva mengaku tak mau menyalahkan calon pemilih yang lebih tertarik pada uang, ketimbang janji dan kontrak politik selama lima tahun. “Justru saya menyalahkan sistem pemilu kita. Saat Pemilu 2004, tidak parah begini. Kalau sekarang yang modalnya gede-gedean baru punya peluang,” ujarnya.

JAKARTA - Penghitungan suara pemilu legislatif yang kini sedang masuk tahapan rekapitulasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum selesai. Namun, diprediksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close