Neraca Perdagangan Surplus Rp 9 Triliun
jpnn.com - JAKARTA - Sinyal membaiknya kondisi perekonomian Indonesia pada 2015 semakin menguat. Setidaknya hal itu diawali dengan kinerja neraca perdagangan pada awal tahun.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 710 juta atau Rp 9 triliun (dengan kurs Rp 12.700 per 1 USD) pada Januari 2015. Neraca perdagangan tersebut membaik jika dibandingkan tahun lalu pada bulan yang sama, dimana mengalami defisit USD 0,45 miliar.
Kepala BPS Suryamin menguraikan nilai ekspor pada Januari 2015 mencapai USD 13,3 miliar, sementara nilai impor Indonesia pada periode mencapai USD 12,59 miliar. Suryamin melanjutkan, surplus neraca perdagangan dipicu surplus sektor nonmigas sebesar USD 0,74 miliar, sementara sektor migas mengalami defisit sebesar USD 0,03 miliar. Hal tersebut diantaranya disebabkan penurunan harga minyak dunia dan kebijakan pelepasan harga BBM subsidi ke pasar.
"Kemungkinan ini terkait program konversi dan penurunan konsumsi minyak di masyarakat. Semoga ini trennya bisa berlanjut sehingga tetap positif surplusnya. Ada peningkatan di neraca migas dan non migas, walaupun migas deficit tapi surplus non migas meningkat," papar Suryamin di kantor BPS pada Jawa Pos (induk JPNN), kemarin (16/2).
Mantan Sekretaris Utama BPS itu menguraikan, nilai impor pada Januari 2015 mengalami penurunan 15,59 persen dibanding pada Januari 2014. Sedangkan dibanding Desember 2014, impor mengalami penurunan sebesar 12,77 persen. Sementara impor migas pada Januari 2015 tercatat USD 2,12 miliar. Angka ini juga mengalami penurunan 37,59 persen dari Desember 2014. "Penurunan migas akibat penurunan harga minyak dunia. Karena harga minyak turun dan juga ada pergeseran konsumsi minyak ke gas," urainya.
Sementara nilai impor nonmigas pada Januari 2015 mencapai USD 10,48 miliar. Nilai tersebut menurun sebesar 7,83 persen dibanding Januari tahun lalu. Sementara dibanding Desember 2015 juga menurun sebesar 5,15 persen. "Nilai impor nonmigas terbesar Januari 2015 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai USD 2,01 miliar. Nilai ini juga turun 0,52 persen dibanding impor golongan barang yang sama pada Desember 2014,"ujar Suryamin.
Terkait nilai ekspor juga mengalami penurunan sebesar 8,09 persen dibanding Januari 2014. Sedangkan dibanding Desember 2014, terjadi penurunan sebesar 9,03 persen. Penurunan ekspor pada awal bulan ini disebabkan penurunan nilai ekspor nonmigas sebesar 8,51 persen dari USD 12,268 juta menjadi USD 11,2241 juta.
"Demikian juga ekspor migas turun sebesar 11,75 persen, yaitu dari USD 2,353,3 juta menjadi USD 2,076,8 juta. Penurunan ekspor migas ini disebabkan menurunnya ekspor minyak mentah sebesar 31,67 persen dan ekspor hasil minyak turun 7,45 persen. Harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia juga turun dari USD 59,56 per barel pada Desember 2014 menjadi USD 45,28 pada Januari ini. Tapi ekspor gas meningkat sebesar 1,48 persen,"ujarnya.