Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ngeri! Dor...Dor...Dor...Imigran yang Banyak Omong Ditembaki Kapten Kapal

Minggu, 24 Mei 2015 – 12:41 WIB
Ngeri! Dor...Dor...Dor...Imigran yang Banyak Omong Ditembaki Kapten Kapal - JPNN.COM
Para pengungsi Rohingya, Myanmar, dan Bangladesh menumpang kapal untuk mencari penghidupan baru di negara lain. Mereka akhirnya terdampar di Aceh, Rabu (20/5). Foto: S. Yulinnas/AP Photo

”Dor...dor...dor...” Tanpa diduga, kapten kapal mengeluarkan pistol revolver yang terselip di pinggangnya dan menembak para penumpang yang memprotesnya dan banyak omong. Hanya lelaki dewasa yang dibunuh karena perempuan dan anak-anak berada di belakang kapal.

Tindakan kapten itu diikuti lima anak buahnya. ”Ada 70–80 orang yang mereka tembak. Saya tak bisa menghitungnya,” ucap Muhammad Tayyub Ali, 25.

Penderitaan semakin menjadi setelah si kapten memilih kabur bersama anak buahnya. Tersiar kabar, si kapten dan anak buahnya lari karena akan ditangkap tentara AL Thailand. Dia memilih meninggalkan para pengungsi terkatung-katung di Laut Andaman.

Untung, salah seorang pengungsi bisa mengendalikan perahu. Dia adalah Muhammad Ami, 46, yang mampu membawa perahu itu berjalan sehari semalam tanpa tujuan. Kapal kembali terhenti karena kehabisan bahan bakar. Saat itulah, datang kapal Angkatan Laut Thailand. Namun, begitu mengetahui yang terdampar kapal pengungsi Rohingya, kapal Thailand tak bersedia mendekat. Mereka hanya mengamati dari kejauhan, kemudian pergi.

Pukul 12 siang (Tayyub lupa tanggalnya), datanglah empat nelayan Indonesia yang berbaik hati memberikan bantuan makanan, minuman, dan bahan bakar. Bahkan, mereka mengajari para pengungsi itu mengemudikan kapal secara benar.

”Di mana ini? Kami ingin ke Malaysia,” ujar Tayyub kepada nelayan Indonesia itu.

”Ini adalah perbatasan Indonesia. Dan, itu di sana Malaysia,” jawab nelayan tersebut seperti ditirukan Tayyub.

Setelah nelayan pergi, kapal kembali bergerak. Namun, karena tak tahu arah, kapal malah mengarah ke wilayah Indonesia. Saat malam kapal itu dihentikan kapal patroli TNI-AL dan polisi air yang mendekat. Kapal TNI-AL memberikan bantuan 10 dus air mineral, 10 dus mi instan, dan 2 boks biskuit untuk para pengungsi.

PARA pengungsi Myanmar dan Bangladesh tidak tahu harus ke mana lagi untuk bertahan. Maka, jadilah mereka manusia perahu yang terombang-ambing gelombang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close