Nih, Data Jumlah Pelanggaran Pemilu 2019, Ternyata Naik Pesat
Dia tidak memungkiri keserentakan pemilu turut andil dalam banyaknya pelanggaran. Baik oleh timses paslon presiden dan wakil presiden maupun parpol. Pelangggaran tidak hanya terjadi saat kampanye dan tahapan lain sebelum pemungutan suara.
Saat pemungutan suara maupun setelah itu, saat rekapitulasi, masih ada sejumlah pelanggaran yang terjadi.
Hingga saat ini, pihaknya belum meneliti lebih jauh apa yang menyebabkan tingkat pelanggaran begitu tinggi. Meski demikian, menurut Ratna, setidaknya ada dua hal yang membuat catatan pelanggaran begitu tinggi. Pertama adalah pengawasan yang semakin ketat sehingga lebih banyak pelanggaran yang terpantau dan dilaporkan. Yang kedua adalah masih adanya peserta pemilu yang bebal.
Pada pemilu kali ini, Bawaslu memiliki tangan sampai TPS melalui pengawas TPS. Sesuatu yang tidak ada pada Pemilu 2014 karena pengawasannya hanya sampai tingkat kelurahan/desa. Saat ini pelanggaran di TPS-TPS lebih bisa dipantau dan dicatat Bawaslu dan menjadi temuan.
Dari sisi peserta, menurut Ratna, tingkat kepatuhannya masih belum seperti yang diharapkan. Sebagai gambaran, sudah banyak kasus politik uang yang diproses, bahkan hingga berujung diskualifikasi peserta.
’’Tapi, masih ada saja pelanggaran baru, terulang dengan peristiwa yang sama,’’ keluh Ratna. Kondisi tersebut menjadi sebuah gambaran bahwa kesadaran hukum peserta pemilu harus terus ditingkatkan.
BACA JUGA: Gagas Aksi di Gedung MK, Alumni 212 Tidak Menghormati Prabowo
Di sisi lain, Ratna mengakui, masih ada celah hukum yang memungkinkan bagi peserta untuk mencoba-coba menerobos. Namun, kadang peserta tidak mengira bahwa celah hukum tersebut bisa ditindaklanjuti Bawaslu. Akhirnya, kelakuan mereka, mau tidak mau, dicatat dan diproses oleh Bawaslu. (byu/c4/fat)