Nilai Unas SMP Turun Tajam, Ini Penyebabnya
Namun karim optimis tahun depan nilai matematika bisa naik. Sebab guru maupun siswa sudah mendapatkan contoh-contoh soal HOTS untuk dipelajari. ’’Tahun ini menjadi pelajaran. Sebentarnya lagi pasti banyak beredar buku-buku persiapan unas yang menyiapkan soal HOTS,’’ kata Ketua Bidang Peningkatan Guru Ikatan Guru Indonesia (IGI) itu.
Sementara itu Waka Bidang Kesiswaan SMAN 1 Gunungsari, Lombok Barat, NTB Mansur menjelaskan kesalahan belajar matematika anak SMP juga terlihat ketika mereka berada di SMA. Secara umum penyebab kesalahannya adalah, kemampuan penalaran dan kreativitas siswa yang rendah.
Penalaran dan kreativitas itu terkait dengan memecahkan masalah dengan konteks nyata dan memanupulasinya ke dalam bentuk aljabar atau perhitungan.
’’Guru-guru SMP mengakui karena kemampuan logika dasar anak kurang,’’ jelasnya. Biro Pengembangan Anggota Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) itu menjelaskan dengan kurangnya kemampuan lgoka dasar itu, maka guru kesulitan melatih anak untuk mengejarkan soal yang melatih proses pemecahan masalah. Sehingga guru lebih sering mengajarkan langsung kepada siswa perhitungan rumus-rumus yang sudah ada.
Menurut Mansur di buku pelajaran sebenarnya sudah banyak contoh soal penalaran. Tetapi karena ada keterbatasan waktu serta kemampuan logika dasar anak, guru-guru tidak dapat menejlaskan semuanya dengan baik. Sehingga ada anak-anak tertentu, dan sebagian kecil saja, yang dapat menyerap materi dengan tuntas.
Dia mengakui bahwa sebagian besar soal UNBK matematika SMP saat ini memperlukan penalaran. ’’Walaupun tidak semua penalaran tingkat tinggi,’’ jelasnya. Nah soal-soal penalaran tersebut, hanya akan dapat dikerjakan oleh siswa yang memiliki pengalaman latihan soal cukup banyak.
Sementara kebanyakan siswa, khususnya di daerah, hanya mengandalkan durasi belajar yang ada di sekolah. Tanpa ada latihan mandiri di luar jam sekolah dengan durasi yang cukup.
’’Saya lebih sreg menyebutnya (penurunan nilai unas, Red) terkoreksi,’’ kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno kemarin (28/5). Dia tidak memungkiri bahwa nilai semua mata pelajaran mengalami penurunan.