Nusron Wahid dan Maruarar Bakar Semangat Mahasiswa UNJ, Perubahan Melibatkan Intelektual
"Demokrasi Amerika sudah berjalan 200 tahun, apakah ada presiden seorang perempuan satu pun? Bagaimana di Indonesia ada enggak? Ada, Presiden Megawati. Sekali lagi jangan sia-siakan hidup. Jangan ragu-ragu menjadi top leader. Caranya mulai bergaul dengan top leader, jangan bergaul follower,” kata Ara.
Lebih lanjut Ara setuju pandangan Nusron bahwa reformasi bukan diberikan tetapi diperjuangkan.
Semua perubahan diperjuangkan oleh kaum muda, termasuk di dalamnya mahasiswa di sini.
Dari Budi Utomo, Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Kemerdekaan 1945, Gerakan Mahasiswa 1966 tonggak Orde Baru, Gerakan Mahasiswa 1978 melawan kapitalisme dan Gerakan Reformasi 1998, selalu melibatkan mahasiswa.
Ara mengatakan bahwa mahasiwa menjadi pelaku kontrol sosial dan memperjuangkan kepentingan rakyat. Bukan kepentingan pribadi mahasiswa.
Dia berpesan ketika nanti terjun ke masyarakat menjadi pejabat publik, seperti wali kota, gubernur, dan lainnya, harus konsisten membela kepentingan rakyat.
“Saya doakan bahwa 10 pemuda yang diinginkan Soekarno itu ada di ruangan ini. Biarlah mahasiswa UNJ yang di ruangan ini ke depan menjadi pelaku yang memajukan Indonesia menjadi negara maju,” pungkas Maruarar Sirait dalam keterangan yang sama. (boy/jpnn)