Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Nyali Besar

Oleh: Dahlan Iskan

Sabtu, 28 Desember 2024 – 07:46 WIB
Nyali Besar - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Meski secara langsung itu kerugian kontraktor tetapi Freeport juga rugi besar. Produksinya tertunda. Padahal, tiap tahun smelter di Gresik itu akan menghasilkan 50 ton emas, 900.000 ribu katoda tembaga, dan 210 ton perak.

Baca Juga:

Berita terakhir, Freeport harus berhenti produksi sampai September 2025. Lama sekali. Berarti hampir satu tahun tertunda.

Kasusnya mengejar target agar bisa diresmikan di akhir masa jabatan Presiden Jokowi sepertinya tidak ada hubungan dengan kebakaran itu.

Freeport adalah perusahaan Amerika Serikat. Manajemennya ala Amerika Serikat. Teknologinya Amerika Serikat. Tidak mungkin Freeport ceroboh mau mengorbankan proyek hanya untuk mengejar peresmian.

Smelter ini luasnya 104 hektare. Lokasinya di kawasan industri milik grup Aneka Kimia Raya (AKR). Anda tentu sering berhubungan dengan AKR. Yakni kalau Anda lagi isi bensin. AKR punya banyak stasiun pompa bensin.

Kawasan industri itu, JIIPE, luasnya 1.500 hektare. JIIPE punya pelabuhan sendiri. Di Selat Kamal. Menghadap Pulau Madura.

Freeport memang memerlukan pelabuhan besar. Freeport harus mendatangkan konsentrat tembaga dari pelabuhan Timika, Papua.

Konsentrat itu berasal dari tanah yang mengandung tembaga, timah, dan emas. Setelah unsur tanahnya dibersihkan jadilah konsentrat.

Kasus kebakaran smelter baru Freeport ini tentu menarik ditinjau dari segi apa pun: manajemen proyek, sistem komisioning, manajemen instalasi sampai pengawasan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News