Obsesi Soesilo Toer, Doktor yang jadi Pemulung Sampah (2)
Bahkan di dekat Soesilo duduk, ada dua panci yang dipergunakan menadahi tetesan air dari plafon. Beberapa tetesan lainnya dibiarkan.
Di rumah tua yang tak terawat itu Soesilo membangga-banggakan Pram. Namun, foto-foto Pram masih menempel di dinding ruang kerjanya yang lebih cocok disebut gudang. Di samping ruang itu juga ada kamar Pram yang dilestarikan. ”Dalam menulis pun saya sudah bisa mengalahkan Pram,” ujarnya lagi.
Kalau Pram menulis empat seri (tetralogi) novel, Soes berhasil membikin lima seri buku (pentalogi). Buku-buku Soes yang terkenal antara lain, Pram dari Dalam, Pram dalam Belenggu, Pram dalam Kelambu, Pram dalam Tungku, dan Pram dalam Buku. Semua tentang Pram. ”Pram itu pengarang. Sedangkan saya penulis. Ini dua pekerjaan yang berbeda,” tuturnya.
Soes menggambarkan, pengarang itu menulis dengan menggabungkan fakta dan fiksi. Bahasa kerennya penulisan kreatif. Sedangkan penulis itu menulis apa saja. Tentunya berdasarkan fakta-fakta. Menulis tentang kecantikan, nasihat perkawinan, atau tentang biografi seseorang.
Dia menulis J.F. Kennedy, orang yang dikagumi. Kecintaannya pada Presiden Amerika ke-35 yang dibunuh pada November 1963, itu terlihat jelas. Dia hafal betul sejarahnya.
”Orang yang dituduh membunuh Kennedy kan Oswald. Padahal Oswald bukan pembunuh. Dia memang berlatih menembak. Ikut wajib militer juga. Tetapi bukan dia pembunuhnya. Dia dituduh gara-gara pacarnya orang Belarusia. Itu semua saya tulis,” kenangnya.
Meski dalam hal tertentu bisa mengalahkan kakaknya, Soes masih kalah dalam banyak hal. ”Soal tulisan, jelas saya tidak bisa mengalahkan Pram. Namun soal buku berseri, saya lebih unggul,” katanya bangga. Tangannya menunjuk buku yang berjejer di ruangan. Buku-buku itu karangannya.
Di antara ribuan buku yang bertumpuk di ruangannya, tak satu pun karya Pram. Termasuk di perputakaan Pataba (Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa) yang menempati ruang tamu dan ruang tengah. ”Pram itu pelitnya bukan main,’’ katanya.