Obsesi Soesilo Toer, Doktor yang jadi Pemulung Sampah (2)
jpnn.com - Soesilo Toer, doktor ekonomi politik yang menjadi pemulung sampah, merupakan adik Pramoedya Ananta Toer. Dia ingin mengalahkan kakaknya dalam berbagai sisi kehidupan. Sebagian telah tercapai.
NOOR SYAFAATUL UDHMA, Blora
”AKAN saya kalahkan Pram,’’ kata Soesilo Toer dengan lantang ketika ditanya mengenai obsesi hidupnya. Bibirnya yang tertutup kumis putih tampak bergetar. Sorot matanya menajam. Ditegakkan badannya dari sandaran kursi. Nyaris dia berdiri.
”Pram hanya menikah dua kali, saya tiga kali,” katanya berkelakar disertai tawa lepas. Dilirik Suratiyem, istri yang duduk menyerong di depannya. Sang istri yang mengenakan jilbab dan baju lengan panjang warna cokelat hanya mesam-mesem.
Pram yang dimaksud Soesilo adalah Pramoedya Ananta Toer, penulis Bumi Manusia yang sangat terkenal itu. Pram adalah kakak kandung Soesilo yang menginspirasi adik-adiknya.
Sama dengan Pram, Soesilo juga dituding antek komunis. Dia pernah dijebloskan ke penjara tanpa pengadilan. Itu memengaruhi perjalanan hidupnya sampai akhirnya Soesilo menjadi pemulung. Meski demikian, Soesilo menerimanya dengan lapang dada. Sama juga dengan Pram.
”Ini kan perkara sudut pandang. Jadi tidak masalah,” ujarnya. Suaranya tiba-tiba melirih, kalah dengan derasnya hujan.
Sore itu ketika Soesilo ditemui wartawan Jawa Pos Radar Kudus, hujan mengguyur nyaris sepanjang siang sampai sore. Tak ada sejengkal tanah di halaman yang tidak tergenang air. Rumahnya di Jalan Sumbawa, Kauman, Blora, Jateng, tampak bocor di mana-mana.