Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Oh Indahnya...Band Gereja Kolaborasi dengan Grup Rebana

Minggu, 22 Mei 2016 – 00:08 WIB
Oh Indahnya...Band Gereja Kolaborasi dengan Grup Rebana - JPNN.COM
DAMAI: Masjid, Gereja dan Pura hanya dibatasi pagar di Desa Mopuya Selatan, Kecamatan Dumoga Induk, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Foto: HARRY TRIATMOJO/RADAR BOLMONG/Jawa Pos Group

Mereka bahu-membahu membuat ogoh-ogoh. Bahkan, pemuda Islam dan Kristen tidak segan jika dimintai tolong untuk membawakan boneka raksasa yang biasanya diarak keliling desa pada malam sebelum perayaan Nyepi.

Menurut Khusyairi, hingga saat ini munculnya tiga agama di Desa Balun masih menjadi misteri. Pria kelahiran 16 Juli 1969 itu menyebutkan, beberapa tahun lalu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lamongan sempat membuat kajian tentang asal usul Desa Balun. 

”Tapi, sampai sekarang hasilnya belum tahu. Jadi, sejarah mengapa ada tiga agama di Balun masih seputar informasi dari mulut ke mulut,” tutur dia.

Namun, berdasar cerita yang berkembang, konon dulu seluruh masyarakat Balun beragama Hindu. Sampai akhirnya Balun dijadikan tempat persembunyian Sunan Tawang Alun atau yang akrab disebut Mbah Alun. 

Dia adalah raja Blambangan yang juga merupakan murid Sunan Giri IV. Selama berada di Balun itulah, Mbah Alun kerap mengajari warga mengaji. ”Dari situ, beberapa warga Balun mulai memeluk Islam,” tutur Khusyairi.

Sementara itu, munculnya Kristen di Balun, terang dia, bermula dari seputar peristiwa G 30 S/PKI. Suasana Balun, seperti juga di banyak sudut Indonesia saat itu, mencekam. Kemudian, datanglah prajurit Angkatan Darat yang bernama Pak Bathi. Dia mencoba menetralkan suasana dan berhasil. 

Oleh warga Balun, Pak Bathi yang pemeluk Protestan itu lantas diangkat menjadi kepala desa. Beberapa warga yang merasa berutang budi akhirnya mengikuti agama yang dianut Pak Bathi tersebut.

”Pak Bathi tidak pernah memaksa warga Balun untuk masuk agamanya. Yang ada, Pak Bathi justru berpesan agar warga Balun tetap rukun meski beda agama,” terang Khusyairi.

MERAWAT kerukunan antarumat beragama. Merawat toleransi. Nyangkruk santai antartokoh agama tiap kali isu sektarian merebak adalah salah satu kiat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close