Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ojo Kesusu, Ojo Keliru

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jumat, 26 Agustus 2022 – 18:38 WIB
Ojo Kesusu, Ojo Keliru - JPNN.COM
Presiden Joko Widodo menyapa massa saat kegiatan relawan "Komunitas Sapulidi" bertajuk "2024 Satu Komando Ikut Pak Jokowi" di Stadion Gelora 10 November Surabaya, Minggu (21/8/2022) petang. ANTARA/Umarul Faruq.

Kebiasaan Presiden Soekarno sebagai ‘’womanizer’’ atau playboy adalah bagian dari ritus Kuasa. Seseorang yang mempunyai kekuatan seksual tertentu dianggap mempunyai kuasa tertentu pula.

Selain itu seseorang yang memiliki kuasa harus memiliki benda-benda atau orang-orang yang juga memiliki kesaktian, hal tersebut berguna untuk menambah kesaktian dirinya sendiri dan akan menguntungkan secara politis.

Tanda-tanda yang dimiliki seorang yang memiliki kuasa dapat dilihat dari kemampuannya untuk mengakumulasi kuasa dalam dirinya, menyerap kuasa dari luar dan mengonsentrasikan ke dalam dirinya. 

Seorang dapat memiliki kuasa jika dia memiliki cahaya ilahiah atau wahyu. 

Wahyu yang dimaksudkan diibaratkan sebuah benda bersinar berasal dari langit yang jatuh kepadanya sebagai tanda pemindahan kekuasaan. 

Diceritakan bahwa ketika Amangkuran III meninggal dunia alat vitalnya berdiri tegak dan terlihat ada sinar di ujungnya sebesar merica. 

Pangeran Puger melihat hal itu dan menghisap cahaya itu sehingga dia mendapatkan wahyu kedaton dan menjadi penguasa kerajaan.

Selain wahyu, seorang penguasa juga dapat dilihat dari teja atau pancaran cahaya atau nur yang ada di dalam dirinya. 

Soal suksesi kepresidenan 2024, Jokowi selalu memakai idiom Jawa. Dia memakai narasi ojo kesusu di depan Projo. Di Surabaya Jokowi memakai narasi ojo keliru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close