Okwi Food dan BRIN Teken MoU untuk Dorong Ekspor Produk Kuliner Indonesia
Yang jelas, tegas Mego, dengan riset yang dilakukan BRIN, makanan atau kuliner khas Indonesia tidak cepat basi, tetap awet, dan tidak akan kehilangan rasa khasnya.
“Makanan sayur dan bersantan memang gampang sekali rusak. Tetapi dengan teknologi ini melalui proses pemanasan melewati suhu tertentu dengan riset yang kita miliki, nantinya akan dikalengkan dengan standarisasi yang ditentukan oleh BSN sehingga nantinya kuliner khas ini bisa dibawa dan dikirimkan kemana saja sesuai tujuan dan akan sangat praktis. Ukurannya bisa available, mau yang kecil atau besar," urainya.
Mego berharap, suatu saat di market place yang dijajakan adalah produk atau kuliner dari Indonesia dan bukan melulu dari luar negeri. Dia menilai pada saat pandemi dimana ada pembatasan aktivitas dan mobilitas orang, kuliner dari mana saja bisa mengkalengkan makanannya, yang isinya sama persis dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
“Misalnya kita Ingin makanan khas yang ada di Aceh tinggal pesan. Keaslian dari makanan itu bisa kita rasakan seperti kita pergi ke sana. Selain itu, saya ingin produk-produk kuliner kita juga bisa dijual keluar negeri bahkan selalu dicari," ucap Mego.
Dr Mego mewakili BRIN berterima kasih kepada perusahaan yang telah memanfaatkan hasil dari BRIN untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat.
"Lalu BRIN dapat apa dari sini? Tentunya BRIN akan tetus melakukan riset lagi untuk produk yang lain dengan metode lainnya. Intinya teknologi ini bisa membawa manfaat seluas-luasnya bagi kita semua," ungkap Mego.
Ahmad Dwiyanto selaku CEO Okwi Food juga mengungkapkan esensi dan kebutuhan paten tersebut sejatinya menjadi jawaban pihaknya sebagai UMKM yang ingin mengembangkan produk lokal ke ranah nasional, bahkan internasional.
Rempah Dunia