Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (6-Habis)
Disebut Amerikanya Papua, SIM Keluaran Freeport SendiriSabtu, 14 Februari 2009 – 06:28 WIB
Untung Suyoto, Dirut Cenderawasih Pos, mau meminta Octovianus yang direktur Radar Timika untuk mencoba mendekati para pendulang itu. ''Cobalah, siapa tahu bisa.'' Ternyata kami bertiga, termasuk Teuku Mahmud yang akrab dipanggil Mufi, pun berkesempatan berbincang dengan para pendulang itu.
Sebelum ke lokasi pendulang liar itu, kami sempat bertandang ke Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) yang dibangun Freeport untuk masyarakat di sekitar daerah tambang mereka. Rumah sakit yang dikelola Yayasan Charitas itu tidak luas. Total bangunannya hanya sekitar 10 hektare. Luas tanahnya juga hanya 15 hektare. Bangunannya juga sederhana, dari kayu tetapi kukuh. Karena itu, sepintas rumah sakit itu lebih menyerupai puskesmas.
Tetapi, cobalah masuk dan bersiaplah untuk terkejut. Sebab, fasilitas medis yang ada di situ sangat modern. Misalnya, inkubatornya. Alat penghangat bayi itu termasuk yang modern. Ini sebabnya beberapa bayi yang lahir premature, bahkan yang bobotnya hanya 900 gram, bisa hidup. Ketika kami berkunjung ke situ, seorang bayi yang lahir kurang dari 900 gram baru saja berulang tahun yang ke tiga. Luar biasa. Fasilitas lain di situ yang juga terbilang modern adalah peralatan UGD, ICU, dan NICU (ICU untuk bayi). Ranjang-ranjangnya bisa dinaikturunkan seperti yang ada di ruma sakit-rumah sakit internasional di kota-kota besar.