Operasi Tangkap Tangan, Kasat Reskrim Menyamar, Hasilnya?
Terpisah, Kepala SMAN 1 Palembang, Nasrun Bani, mengatakan, pihaknya memang ada memberikan uang Rp5 juta kepada Bidang PTK Disdik Sumsel. “Uang itu kami berikan antara Mei atau Juni lalu, lupa persisnya,” ujar dia.
Menurut Nasrun, uang tersebut merupakan dana transportasi untuk pembinaan pendidik yang sudah dilakukan tim dari Disdik Sumsel ke sekolahnya selama semester pertama. Dan itu memang sudah dianggarkan secara resmi.
“Selama satu semester lalu, ada 5-6 kali pertemuan. Jadi bukan untuk pelicin sertifikasi,” tegasnya. Pihaknya siap menjelaskan itu jika dipanggil penyidik Polda Sumsel untuk memberikan keterangan.
Pantauan Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group), sejak Senin (24/7), police line di ruang sertifikasi dan PTK sudah dibuka. Namun, pintu ruang pelayanan sertifikasi masih tertutup. Beberapa guru yang datang kecele.
“Dari Jumat saya sudah kemarin, katanya baru Senin bisa. Tapi hari ini (Selasa) belum juga bisa diurus,” ucap guru yang mengaku sertifikasinya tersendat itu. Nita, seorang guru SMK di Palembang dan rekannya sudah menyiapkan berkas pencairan dana sertifikasi.
Tapi karena ruangan pelayanan masih disegel, dia ragu untuk mengumpulkan berkas tersebut. Sekretaris Disdik Sumsel, Budiono tak mau mengomentari tentang itu.
“Jangan saya yang jawabnya, ya,” ucapnya dia. Beberapa hari lalu, Kadisdik Sumsel Drs Widodo menegaskan akan segera membentuk tim pengganti sementara agar pelayanan sertifikasi tidak terhambat.
Di sisi lain, Disdik akan memberikan dukungan dan pendampingan terhadap tiga pegawainya yang jadi tersangka.