Optimasi Lahan Rawa, Strategi Mentan 'Bunuh' Kemiskinan
Sebelum optimasi lahan rawa lebak dan pasang-surut, Kementan mencanangkan cetak sawah melalui tanah menganggur untuk menggenjot luas tambah tanam (LTT). Biayanya sekira Rp 16 juta per hektare.
Amran menaksir, optimasi rawa bakal menghasilkan Rp 60 triliun. Perhitungannya, indeks pertanaman mencapai tiga kali dalam setahun (IP-3) pada satu juta hektare lahan tersebut.
Menteri Amran optimistis produktivitasnya mencapai 6-7 ton per hektare. Ini, merujuk proyek percontohan di Ogan Ilir, Sumsel, di mana produktivitas mula-mula 2-3 ton per hektare menjadi 7 ton per hektare saat musim tanam ketiga.
Di sisi lain, optimasi lahan rawa ini juga bertujuan menjaga kedaulatan pangan hingga 100 tahun ke depan.
"Kami harus siapkan makanannya dari sekarang. Kami enggak boleh main-main di sektor pangan," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Barito Kuala, Noormiliyani AS, berharap, program-program agraria pemerintah pusat tak sekadar di Desa Jejangkit Muara.
"Karena Barito Kuala daerah pertanian," katanya.
Apalagi, kata mantan Ketua DPRD Kalsel ini, antusias masyarakat cukup tinggi. Tak heran optimasi lahan rawa di Desa Jejangkit Muara mencapai 750 hektare.