Orang-Orang Ini Tak Pernah Mendengar Adanya Pandemi Virus Corona, Siapa Mereka?
"Hanya beberapa orang saja di kamp pengungsian yang mengetahui tentang COVID-19 ini," kata seorang pekerja kepada Amnesty International yang mengestimasi hanya 5 persen saja yang mengerti jika virus ini berbahaya.
Seorang warga dari Minbya menyampaikan kepada Amnesty International jika mereka tahu tentang COVID-19 dari TV, koran, dan siaran parabola ilegal, tetapi tidak memiliki akses yang termutakhir dari internet.
"Saya khawatir karena di saat perang kami masih dapat bersembunyi di hutan, tapi kami jelas tidak bisa lari dan bersembunyi dari virus," katanya.
"Rasanya kami seperti buta dan tuli, dan tidak ada seorang pun yang melaporkan apa yang terjadi di Minbya."
Phil Robertson mengatakan, pemadaman internet telah didesain untuk membuat orang-orang di Rakhine dan komunitas internasional buta informasi tentang konflik yang terjadi di sana.
Baca juga artikel terkait:
- Angka kematian di Indonesia sudah lebih dari 10 ribu jika dihitung berdasarkan pedoman WHO
- Pemerintah Indonesia dianggap menggunakan pendekatan militeristik dalam menangani virus corona
- Alasan tingginya kematian tenaga kesehatan di Indonesia di tengah pandemi virus corona
"Pemerintah sudah berlaku tidak adil dengan memutus orang-orang ini dari informasi tentang wabah COVID-19."
Juru bicara pemerintah, Zaw Htay, mengatakan tidak bisa menerima pertanyaan dari media melalui sambungan telepon sebelum menutupnya. Ia juga tidak merespon lagi panggilan telepon maupun pesan yang dikirimkan kepadanya,