OSO: Hanya Pengkhianat yang Suruh Saya Mundur
Usai sambutan, OSO menjawab wartawan kembali menegaskan tidak akan pernah mundur sebagai ketum Partai Hanura. “Saya tetap tidak akan mundur,” tegas pria kelahiran Sukadana, Kayong Utara, Kalbar, 18 Agustus 1950, itu.
Dia menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Karena itu, seluruh warga negara harus patu kepada hukum. Menurut OSO, menghormati hukum adalah cermin negara sehat, kuat, bermartabat. “Bilamana negara sudah tidak menghormati hukum, negara itu sebentar lagi akan hancur,” katanya.
OSO juga mengingatkan bahwa pelaporan terhadap Ketua KPU Arief Budiman dan para komisioner lembaga penyelenggara pemilu itu ke Polda Metro Jaya, jangan dianggap sebagai bentuk kriminalisasi. “Jangan itu dianggap kriminalisasi karena itu proses hukum yang jelas terbuka, bermartabat semuanya,” kata dia.
Hanya saja, soal bagaimana tindak lanjut dari proses hukum, itu OSO menyerahkan kepada Polri dan pengacaranya. Yang pasti, kata OSO, apa yang dilakukan terhadap dirinya merupakan suatu cara untuk menggerus Partai Hanura. OSO memastikan hal itu tidak akan berhasil.
“Itu tujuannya untuk menggerus suara Partai Hanura. Inilah Partai Hanura, semakin difitnah, digerus, semakin tambah kuat,” tuntas OSO.
Seperti diketahui, OSO lewat pengacaranya sudah melaporkan Arief Budiman dan Komisioner KPU Hasyim Asyari, Ilham Saputra, dan Pramono Ubaid ke Polda Metro Jaya, Rabu (16/1) lalu. Berdasar Laporan Polisi Nomor: TBL/334/1/2019/PMJ/Dit.Reskrimum, tim kuasa hukum OSO menduga komisioner KPU melanggar Pasal 421 KUHP juncto Pasal 216 ayat (1) KUHP terkait tidak melaksanakan perintah undang-undang atau putusan PTUN.
KPU tidak memasukkan nama OSO dalam daftar calon tetap (DCT) anggota DPD untuk Pemilu 2019. KPU berpegangan kepada putusan Mahkamah Konstitusi yang melarang pengurus parpol menjadi caleg DPD. Sedangkan OSO sudah memenangkan gugatan melawan KPU di MA, PTUN, maupun Bawaslu. Namun, OSO tetap tidak masuk DCT.
"Saya sudah bilang sekali lagi, KPU tidak konsisten dan tak patuh terhadap hukum bangsa ini. Maka saya tidak akan pernah hormat kepada KPU. Tidak akan," ungkap OSO, pada Rabu 30 Januari 2019. (boy/jpnn)