Padi Rawa Siap Panen Pada Hari Pangan Sedunia 2018
jpnn.com, BARITO KUALA - Pelaksanaan Gelar Teknologi yang merupakan bagian Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018 ke-38 semakin dekat. Persiapan puncak acara tahunan yang akan dilakukan Kabupaten Barito Kuala Propinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Oktober mendatang itu sudah mencapai 98 persen.
Kementerian Pertanian yang merupakan sektor utama penyelenggara terus mengawal setiap detaill kegiatan, terutama dalam menggenjot pemanfaatan lahan rawa untuk pertanian produktif yang menjadi tema besar nasional tahun 2018 ini. Pengelolaan dan pengawasan intensif di lokasi yang diproyeksikan mencapai 4.200 ha itu.
“Di sini rencananya dicanangkan kita membangunkan raksasa tidur, kita punya rawa lebak dan pasang surut yang begitu luas. Ini akan menjadi basis produksi, dan cita-cita Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia bukan mustahil. Kita wujudkan dengan pencanangan dari sini," kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Pending Dadih Permana saat mengunjungi lokasi pada Kamis (30/8).
Selaku penanggung jawab persiapan HPS 2018, Pending harus memastikan pada hari H lahan pasang surut yang sudah ditanami padi seluas 97 hektare siap untuk panen. "Ini kan aslinya lahan rawa yang selama ini kurang produktif. Banyak kendala dalam pemanfaatan pasang surut mulai air sering naik pada saat penghujan hingga kadar keasaman yang tinggi. Kita manfaatkan teknologi untuk menjadikannya produktif," jelas Pending.
Kementan melakukan optimasi lahan dengan kerja bersama antara Pemerintah Pusat, TNI, Pemerintah Daerah dan masyarakat, lahan yang sebelumnya merupakan rawa kini sudah ditanami, siap tanam, dan terus diperluas. Beberapa alat berat seperti traktor diterjunkan untuk olah lahan.
Pending menjelaskan pengembangan lahan rawa dilengkapi dengan pembangunan irigasi dan mekanisasi pembangunan irigasi moderen. Menurutnya, Kementan telah menyiapkan kanal-kanal dan tanggul sepanjang hampir 40 kilometer. Juga akan ada klaster-klaster yang dibangun dan dikendalikan dengan tiga pompa besar. Saat kemarau datang, pompa pada sumber air di sungai akan bekerja untuk memasukkan air ke kanal.
"Pompanya besar sekali, 16 inch. Hasil modifikasi kita dari teman-teman di Direktorat Alat dan Mesin Pertanian. Kita latihan tim usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) di sini untuk bisa membuat sendiri. Karena ini rakitan, bukan pabrikan," terang Pending.
Tim dari Badan Penelitian Rawa (Balitrawa) sudah mempelajari karakteristik air di lokasi ini. Optimalisasi lahan dilakukan berdasarkan karakteristik air yang ada, termasuk dalam pengendalian tingkat keasaman tanah, percepatan pembusukan jerami, hingga pemilihan varietas padi yang cocok untuk rawa dan tahan rendaman.