Pamit Pergi Sekolah Tahunya Bolos, Bahkan Membobol Rumah Orang
jpnn.com - TASIKMALAYA - Bukannnya giat menuntut ilmu selagi masih ada kesempatan, NL (18), siswa kelas XI salah satu sekolah tingkat atas di Kota Tasikmalaya, malah sering bolos bahkan nekat membobol rumah di sela aksi bolosnya.
Siswa yang tinggal di Kersamenak Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya itu menjelaskan kronologi pembobolan rumah di sela aksi bolosnya.
Sabtu (23/1) pukul 09.00, NL melintas ke Kampung Sindangwangi Kelurahan Kersamenak Kecamatan Kawalu. Saat itu dia hendak pura-pura ke sekolah, dari rumahnya yang masih satu kelurahan dengan rumah yang kemudian dibobolnya itu.
Dia melihat ada rumah yang ditinggal pergi pemiliknya. Pemuda bertubuh ceking itu merasa punya peluang untuk melakukan pencurian. NL lalu memarkirkan motornya. Dia yang masih berseragam sekolah kemudian membawa obeng pipih. Dengan alat itu, dia mencongkel kaca jedela depan rumah yang diketahui milik Yayat Hidayat itu.
NL kemudian masuk. Lalu naik ke lantai dua. Di ruangan itu, NL mengacak-ngacak salah satu kamar. Di sana pemuda berambut pendek itu mengambil sebuah notebook, uang sebanyak Rp 436.500 dan 70 ringgit yang tersimpan di laci lemari.
Sehabis itu, salah satu penghuni rumah kembali. NL langsung keluar rumah. Dia yang masih di lantai dua lalu meloncat ke loteng rumah di sebelahnya. Apesnya, ada warga sekitar yang melihatnya saat melompat dari loteng ke tanah. Saat itu dia meloncat sambil membawa notebook curian. Warga menarik notebook yang dibawanya. Tarik-menarik pun terjadi. Akhirnya dia menyerah. NL melarikan diri.
Warga yang mengejarnya bertambah. Tak lagi satu orang. Dia pun hanya mampu kabur kurang lebih 300 meter. Dia ditangkap warga sekitar. Untungnya, dia masih berseragam sekolah hingga tidak menjadi bulan-bulanan massa. Mendapat informasi penangkapan maling, Polsek Kawalu menuju ke lokasi dan menggiring NL ke mapolsek.
NL mengaku sejak dua pekan sebelumnya sudah membolos sekolah. Dia mengelabui orang tuanya. Dari rumahnya, NL pura-pura berangkat ke sekolah. Padahal selama dua pekan itu, dia tidak sampai menuju tempatnya menuntut ilmu itu. “Biasa nongkrong saja di warung. Kalau orang tua saya tahunya saya sekolah,” ujarnya di Mapolsek Kawalu, seperti dikutip dari Radar Tasikmalaya, Selasa (26/1).