Pandora
Oleh: Dhimam Abror DjuraidDi daerah surga pajak, para elite membentuk perusahaan atau jaringan bisnis lain untuk memberi properti atau menyembunyikan aset di negara lain. Praktik ini diterapkan untuk menghindari pajak.
Menurut laporan itu, Airlangga Hartarto dan Gautama Hartarto, adiknya, tercatat memiliki perusahaan cangkang di British Virgin Islands, yurisdiksi bebas pajak di kawasan Karibia. Airlangga dan Gautama ditengarai menjadi klien dari Trident Trust--perusahaan finansial yang berkantor di sejumlah negara suaka pajak.
Laporan itu menyebutkan, Airlangga mempunyai dua perusahaan bernama Buckley Development Corporation dan Smart Property Holdings Limited. Adapun perusahaan Gautama satu, Ageless Limited.
Airlangga dan Gautama, disebut mendirikan perusahaan cangkang sebagai kendaraan investasi serta untuk mengurus dana perwalian dan asuransi. Laporan itu juga menyebutkan perlu dilakukan uji tuntas terhadap aktivitas perusahaan itu. Pihak Airlangga Hartarto mengatakan masih ingin melihat sumber dari informasi tersebut.
Adapun Luhut Pandjaitan dalam dokumen itu disebutkan telah ditunjuk menjadi Presiden Petrocapital dalam rapat 19 Maret 2007. Dalam dokumen setebal 17 halaman disebutkan perusahaan yang baru berganti nama itu ditugasi memproduksi sekaligus mengangkut produk minyak bumi.
Perusahaan itu juga melakukan ekspor impor. Namun, perusahaan itu hanya berumur tiga tahun, dewan direksi membubarkannya pada rapat pemegang saham luar biasa pada Juli 2010.
Juru bicara Luhut, Jodi Mahardi mengatakan Petrocapital dibentuk di Republik Panama. Jodi membantah kabar bahwa Luhut berkongsi untuk mendapatlkan keuntungan dari operasional perusahaannya dengan perusahaan milik pemerintah Indonesia.
Sebelum terjadi ledakan Pandora Papers, nama Luhut sudah dikaitkan dengan dugaan keterlibatan dalam berbagai proyek tambang di Indonesia. Aktivis demokrasi Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti mengungkapkan bahwa Luhut diduga terlibat dalam sejumlah perusahaan pertambangan.