Panjang Umur Hasjim Djalal...!
Hasjim lahir di Nagari Ampang Gadang, Ampek Angkek, Sumatera Barat. Saat kelas 2 SMP (1948), di waktu senggang dan sedang naik kereta api, dia membaca buku sejarah.
Macam-macam dibacanya. Mulai dari kisah Pangeran Diponegoro, Jose Rizal hingga Gandhi. Tak ketinggalan cerita-cerita tentang Romawi.
Satu di antara kisah yang berkesan baginya adalah upaya para juru runding mendamaikan Eropa usai Perang Dunia Kedua. Kisah itu memantiknya bercita-cita jadi diplomat.
Pada 1953, lulus SMA di Bukittinggi, Hasjim meneruskan sekolah ke Jakarta. Akademi Dinas Luar Negeri. Dan kemudian meniti karir di Departemen Luar Negeri. Mimpi yang kesampaian. Ia jadi diplomat.
Saat bertugas di Amerika, waktu luangnya dimanfaatkan dengan bersekolah lagi di University of Virginia, dan meraih gelar Ph.D dengan tesis seperti yang dikisahkan di atas; tesis yang membawanya menjadi diplomat ulung.
"Ayah saya, Profesor Hasjim Djalal mengajarkan saya bahwa seni menjadi diplomat bukanlah terletak pada kemampuan untuk mematahkan argumentasi orang lain," tulis Dino Patti Djalal dalam buku Harus Bisa: Seni Memimpin Ala SBY.
"Namun juga pada keahlian membuat orang lain yakin dan percaya pada argumentasi kita," sambung Dino.
Pembaca yang baik, beriringan dengan ditulisnya senarai kisah ini, Kasubdit Sejarah Nasional Kemendikbud, Amur Wani meng-uploud undangan ke grup WhatsApp peserta World Culture Forum 2016.