Panti Pijat Kian Menjamur di Sekitar Terminal Bungurasih
Turun Bus, Langsung DisambutDari sekadar menunggu, kini Udin mulai aktif bergerilya langsung menawarkan jasanya kepada setiap penumpang yang turun dari bus di pintu masuk terminal tersebut. Pastinya yang dia sapa dan tawari adalah penumpang laki-laki. "Saya sudah mulai paham ciri laki-laki yang suka pijat itu seperti apa," katanya lantas mengisap rokok kereteknya dalam-dalam.
Hanya pijat? Tentu tidak. Sebab, dia sudah menanyakan langsung kepada para pemijat yang sering didatanginya untuk mengantar penumpang tentang layanan yang mereka sediakan. "Jawabannya ya macam-macam. Saya pernah membuktikan, rasanya memang mantap," ujarnya berpromosi.
Dalam sehari, tidak tentu jumlah tamu yang bisa dia antar ke panti-panti pijat tersebut. Kadang bisa 10 orang, kadang tidak ada sama sekali. Kalau ramai, biasanya para pemijat itu bisa melayani di penginapan yang juga tersebar di sana. "Karena ada juga penumpang yang malas pijat di tempat mereka. Maunya dipanggil ke penginapan," ungkap ayah dua anak itu. Untuk pengantaran ke penginapan, biasanya dia mendapat tip dobel.
Kini tidak hanya Udin yang beroperasi seperti itu. Sebab, beberapa tukang ojek pun sering melakukan hal sama. Ketika Jawa Pos memintanya untuk mengantar ke panti pijat, Udin langsung menghidupkan sepeda motor berpelat W itu. "Mau yang mana, Mas? Muda atau setengah tua? Atau, Mas pasrah saja dengan saya. Saya anterin ke yang lumayan baik," tanya Udin penuh semangat sambil menarik gas motornya. (timjp/nw/mas)