Parpol Minim Kaderisasi pada Perempuan
Sabtu, 17 November 2012 – 16:06 WIB
Sementara menurut Hairiah, sebetulnya banyak perempuan yang tertarik untuk terlibat di bidang politik. Hanya saja, mereka kurang mendapat informasi yang cukup, misalnya tentang hal-hal yang akan mereka hadapi ketika sudah terjun ke politik. Selain itu, perempuan yang berminat dengan politik pun kerap tidak memiliki jaringan untuk merealisasikannya.
Ia berharap, parpol-parpol dapat menyikapi persyaratan kuota 30 persen perempuan dengan benar yaitu dengan meningkatkan pendidikan politik. Imej bahwa dunia politik itu keras, kotor, sulit dijangkau perempuan atau cenderung maskulin perlu diubah. Hairiah memaklumi jika ada suami yang tidak setuju jika istri atau pacarnya menjadi pengurus parpol.
“Itu karena parpol mengajak perempuan untuk terlibat dalam kepengurusan secara tiba-tiba, tergopoh-gopoh karena ingin memenuhi syarat 30 persen. Sementara, suami juga tidak paham benar soal politik,” katanya.