Paskah Berdarah di Sri Lanka
jpnn.com, KOLOMBO - Gereja St Anthony luluh lantak. Hampir seluruh genting jatuh. Puing-puing berserakan di lantai bercampur dengan genangan darah. Tempat ibadah tersebut menjadi sasaran pertama ledakan di Sri Lanka kemarin (21/4).
Mereka yang selamat hanya bisa memandang dengan ngeri dan pasrah. Jemaat yang kehilangan nyawa ditutup kain seadanya sembari menunggu paramedis tiba. "Saya melihat tumpukan orang di lantai yang bermandikan darah dan jelaga," ungkap Yasmin Chiristina Rodrigo, jemaat yang selamat.
Korban jiwa cukup banyak karena gereja sedang penuh dengan orang-orang yang menghadiri misa Paskah. Perempuan 31 tahun itu duduk di deretan bangku bagian tengah saat bom meledak. Tubuhnya dipenuhi butiran debu dan batu bata yang hancur. Sesaat setelah ledakan, dia mendengar teriakan dan tangisan dari sisi belakang. Ruang misa dipenuhi bau benda terbakar. Orang-orang lantas berebut keluar ruangan.
BACA JUGA: Bom di Gereja Sri Lanka Tewaskan Ratusan Orang
Ledakan di Gereja St Anthony itu hanyalah pembuka. Masih ada tujuh ledakan lain di berbagai lokasi. Setiap ledakan berjarak sekitar 30 menit hingga sejam. Tiga di antaranya terjadi di hotel mewah di Kolombo. Yaitu, Cinnamon Grand, Shangri-La, dan Kingsbury. Tiga hotel tersebut dikenal sebagai jujukan tamu asing. Total 207 orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Salah seorang petinggi di Cinnamon Grand mengungkapkan, pengebom di hotel tersebut adalah warga Sri Lanka bernama Azzam. Dia menginap di hotel tersebut sejak Sabtu (20/4).
Saat kejadian, dia tengah mengantre makan pagi di restoran Taprobane di hotel tersebut. Tak ada yang mencurigakan dari penampilannya. Sebab, dia juga membawa piring untuk mengambil makanan seperti tamu lainnya. Tapi, begitu gilirannya akan tiba, dia meledakkan diri di restoran yang sedang penuh oleh pengunjung itu. "Salah seorang manajer kami yang bertugas menyambut tamu tewas di lokasi kejadian," ujarnya seperti dikutip Gulf News.
Hingga berita ini ditulis tadi malam, belum ada kelompok yang mengklaim sebagai pelaku. Namun, berdasar dokumen yang dilihat AFP, Kepala Kepolisian Nasional Sri Lanka Pujuth Jayasundara sudah memperingatkan para pejabat penegak hukum akan kemungkinan serangan bom bunuh diri di gereja dan Komisi Tinggi India di Kolombo yang dilakukan National Thowheeth Jama'ath (NTJ). Peringatan itu dilontarkan sepuluh hari sebelum kejadian berdasar laporan badan intelijen asing.