Payah! Demonstrasi Sopir Angkot Berakhir Ricuh
Sopir angkot trayek 16 jurusan Salabenda-Pasar Anyar, Rahman mengatakan, aksinya ini merupakan bentuk penolakan keberadaan transportasi berbasis online, khususnya ojek yang semakin banyak.
“Sejak ada ojek online, penghasilan kami menurun drastis. Dulu dalam sehari minimal Rp50 ribu sudah di tangan, tapi sekarang Rp20 ribu saja susah banget,” keluh Rahman kepada Radar Bogor.
Hal ini semakin dirasanya tidak adil, sebab menurutnya, angkutan online hanya membayar pajak tahunan, sedangkan para sopir angkot diharuskan membayar pajak, KIR dan lain sebagainya.
“Seharusnya pemerintah tegas menolak keberadaan ojek online, khususnya di Kota Bogor. Lagi pula mereka itu tidak punya izin,” tegasnya.
Aksi mogok meluas ke beberapa wilayah di Kabupaten Bogor, salah satunya Dramaga. Para sopir angkot mulai melakukan aksi mogok di wilayah barat mulai pukul 14.00 WIB.
“Angkot berunjuk rasa dan berusaha menghalau ojek online tetapi kami bubarkan,” kata Kapolsek Dramaga AKP Budi Santoso pada Radar Bogor, kemarin (20/3).
Mogoknya sopir angkot berimbas pada aktivitas warga yang terganggu, tak terkecuali para pelajar. Seperti yang dialami Yusnia, siswi kelas VIII, SMPN 4 Kota Bogor yang terpaksa berjalan kaki. Sebab angkot yang biasa dinaikinya mogok.
“Rumah saya Dramaga, pas pulang nyari angkot enggak ada. Akhirnya jalan aja dari PGB (Pusat Grosir Bogor) sama teman, mudah-mudahan di pertigaan RSUD ada angkot,” harapnya.