PDIP Berjaya di Surabaya
Ditemui setelah mencoblos, Risma -panggilan akrab Tri Rismaharini- mengatakan, pihaknya berharap tidak ada kekeliruan yang terjadi dalam pileg di Surabaya. "Kalau keliru, nanti takutnya bermasalah," terangnya.
Pileg, lanjut dia, merupakan pesta masyarakat. Dia berharap masyarakat bisa memilih yang terbaik. Dengan begitu, ke depan kondisi bangsa ini bisa jauh lebih baik. “Ini momentumnya masyarakat untuk bisa lebih baik,” jelasnya.
Setelah mencoblos, Risma merasa ada kesulitan tersendiri dalam pemilu kali ini. Selain surat suara begitu banyak, ukuran surat suara untuk DPD terlalu besar. “Ini surat suaranya dari DPR RI hingga DPRD Surabaya, sangat banyak,” ujarnya.
Akhirnya, saat melipat kembali surat suara, dia mengalami kesulitan. “Itu seharusnya jangan terlalu besar, gimana kalau orang yang sudah lansia. Kalau sederhana, tentu akan sangat mudah,” paparnya.
Saat ditanya memilih partai yang mana, Risma menjawab dengan gurauan. "Maunya saya pilih apa, saya milih semuanya," ujar wali kota perempuan pertama Surabaya tersebut.
Terkait dengan prediksi kemenangan besar salah satu partai, dia mengatakan bahwa seharusnya hal itu ditanyakan ke ketua partainya. "Saya ini kepala daerah, tidak boleh berpihak. Harus independen," tuturnya sembari tersenyum.
Menurut dia, pihaknya akan kembali mengadakan inspeksi mendadak (sidak) untuk melihat proses pileg. Ada sejumlah lokasi yang akan ditujunya, yakni Pakal, Karang Pilang, Gunung Anyar, dan Bulak. "Saya ingin pastikan di daerah itu semua,'' jelasnya.
Empat daerah tersebut terhitung merupakan daerah pinggiran. Wali kota memilih daerah pinggiran karena memang jarak pengiriman logistik yang cukup jauh. "Jaraknya jauh dari pusat kota, semoga tidak ada masalah dan pengiriman logistiknya aman," ungkapnya.(tim jp/c7/end)