PDIP Peduli Banget soal Palestina, Nih Buktinya
jpnn.com, JAKARTA - Kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat kedatangan Duta Besar Palestina untuk RI Zuhair Saleh Muhammad Al-Shun, Rabu (18/4) siang. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyano menyambut langsung kunjungan ambasador dari negeri yang tengah berjuang melawan pendudukan Israel itu.
Pertemuan antara Hasto dengan Dubes Zuhair tidak hanya membicarakan soal upaya memerdekakan Palestina. Pertemuan itu juga menghasilkan upaya untuk mewujudkan kerja sama antara DPR dengan parlemen Palestina.
Hasto pada pertemuan itu menginisiasi kerja sama antarparlemen kedua negara. Tujuannya sebagai saluran baru untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina yang selama ini hanya mengandalkan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
"Kerja sama joint committee ini juga antara parlemen negara lain khususnya Asia dan Afrika," kata Hasto usai pertemuan. Sejumlah elite PDIP juga mendampingi Hasto dalam pertemuan dengan Dubes Zuhair, antara lain Andreas Pareira (ketua DPP bidang luar negeri), Hamka Haq (ketua DPP bidang keagamaan), Bambang DH (ketua DPP bidang pemenangan pemilu), serta Nasyrul Falah Amru (sekretaris umum Bamusi).
Lebih lanjut Hasto mengatakan, PDIP juga mendorong kerja sama antara politikus kedua negara. Bentuknya bisa berupa pelatihan bersama.
Menurut Hasto, PDIP terus menyiapkan pemimpin berwawasan internasional dan memahami langkah diplomasi RI yang pernah dirintis Bung Karno melalui Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non-Blok (GNB).
Berdasar diplomasi yang dirintis Bung Karno, Indonesia terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. "Penyelesaian Palestina secara menyeluruh tanpa Yerusalem tidak ada artinya," tegasnya.
Politikus asal Yogyakarta itu menambahkan, perjuangan PDIP untuk terus membantu memerdekakan Palestina dilandasi prinsip bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Bung Karno dan para pemimpin Asia ataupun Afrika juga pernah menegaskan hal itu dalam KAA 1955 di Bandung.