Pemberian ASI Diatur PP
Tingkatkan Gizi, Sebar Bubuk fortifikasiRabu, 26 Januari 2011 – 07:40 WIB
Ibu melahirkan, kata dia, sebisa mungkin harus memberikan ASI bagi bayi termasuk ASI ekslusif bagi bayi hingga berusia enam bulan dan melanjutkan pemberian ASI hingga anak berusia dua tahun. Karena berdasar penelitian terbaru pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dan meneruskan pemberian ASI hingga anak berusia dua tahun terbukti dapat mencegah penyakit. Antara lain, seperti kanker pada anak, pneumonia, diare, kegemukan, diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, alergi dan asma.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Prijo Sidipratomo, Sp.Rad (K) menyatakan, lembaganya siap menjatuhkan sanksi bagi dokter anak bekerja sama dengan produsen susu formula. Mereka yang melanggar akan diajukan ke Mejelis Kehormatan Etika Kedokteran. Dasarnya adalah keprihatinan dampak iklan besar-besaran dilakukan produsen susu formula seakan-akan produk itu lebih baik dari ASI. "Padahal sebenarnya tidak," singkat dia.
Menkes Endang juga menyoroti permasalahan gizi yang menjadi ancaman serius masa depan bangsa. Karena problem gizi kurang terjadi di berbagai strata ekonomi dan pendidikan baik di desa maupun di perkotaan. Hal ini diketahui berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2010 bahwa prevalensi gizi kurang pada balita di Indonesia mencapai 17,9 persen. Selain itu di Indonesia masih ditemui sekitar 3,7 juta balita yang kekurangan gizi plus anak-anak yang tergolong pendek sebesar 35,7 persen.