Pembunuh Keponakan Diduga Sakit Jiwa
Jumat, 02 Maret 2012 – 12:32 WIB
Hasil penerawangan Bambang kedua korban tidak jauh dari lokasi rumah berada di sekitar dapur mengarah ke arah pasar. Sehingga warga pun mencari keberadaan kedua bocah bersaudara itu ke arah belakang rumah. Hampir dekat dengan posisi kedua korban, terdengar suara tangis Ragil yang memanggil ibunya. Dari situlah akhirnya ditemukan jasad Mahendra dan tubuh Ragil yang sudah sangat lemas dengan sejumlah cedera memar serta luka di kaki.
"Saat itu saya lihat Ragil masih bernapas dan sudah dibawa oleh warga lainnya yang bersama dengan saya tiba di lokasi itu. Sedangkan saya langsung mengendong Mahendra yang sudah kaku. Banyak darah keluar dari hidung dan mulut Mahendraa. Darahnya mengalir ke bahu baju saya. Saya sudah yakin dia sudah meninggal saat itu," kata Oyon Bangun, tetangga korban, karyawan PT Agromuko ini.
Bersama Lukman ayah korban Oyon Bangun membawa Mahendra ke RSUD Mukomuko menggunakan sepeda motor. Sepanjang jalan Lukman tak henti-hentinya menanyakan kondisi Mahendra. "Tak tega saya bilang jika Mahendra sudah meninggal. Sehingga saya putuskan mengatakan Mahendra masih bernapas. Di RSUD dokter yang menangani langsung mengabarkan saya bahwa Mahendra memang telah meninggal. Saya pun langsung mengabarkan pada Lukman yang saat itu tengah melihat dokter menjahit luka di kaki Ragil," tuturnya.
Tak banyak yang tahu sosok An yang memang baru 3 hari tinggal di Kota Mukomuko. An merupakan karyawan PT DDP di Kecamatan Ipuh. "Saya awalnya juga tidak tahu bagaimana wajah An. Yang rupanya juga ikut mencari korban. Tahunya saya sewaktu di RSUD An ditemukan polisi ingin bunuh diri tak jauh dari lokasi kejadian.