Pemerintah Harus Segera Rumuskan Formula Harga Gas
Urusan hulu dan hilir itu disebutnya bisa lebih cepat teratasi kalau pemerintah segera membentuk holding BUMN energi. Nantinya, holding BUMN Migas bisa menekan inefisiensi harga yang selama ini membuat harga gas melambung. ’
’Holding itu satu kesatuan dengan rencana penurunan harga gas. Mengapa rencana itu tidak segera terwujud?,’’ tanya dia.
Jika tata kelola diperbaiki, dia menyebut komponen harga bisa ditekan. Terutama, soal biaya transporting yang selama ini mencapai 40 persen dari total biaya gas.
Selama ini, yang membuat struktur harga gas berlapis karena minimnya infrastruktur transportasi. Kondisi itu diperburuk dengan kompetisi antara Pertagas dan PGN.
Ketua Ikatan Ahli Perpipaan Migas (IAP Migas) Hendra Jaya menambahkan, penurunan harga gas bisa dilakukan dengan banyak cara. Mulai dari komponen di hulu seperti transmisi, distribusi, serta marjin dan pajak. Pengurangan porsi pemerintah dalam konteks bagi hasil dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mutlak harus dilakukan.
Penetapan harga gas juga tidak hanya berdasar dari keekonomian lapangan, tapi dikaitkan dengan harga minyak atau produk. Di sisi transmisi, lanjut Hendra, penurunan harga bisa dilakukan lewat optimalisasi pipa dengan open access jika berdekatan dengan wilayah distribusi.
’’Banyaknya pipa gas yang masih tumpang tindih menyebabkan pembengkakan anggaran belanja modal. Kalau pipa digunakan bersama, ada penghematan yang signifikan,’’ jelasnya.
Sementara, VP LNG Pertamina Didik Sasongko Widi di kantor Pusat Pertamina menyebut holding gas dibutuhkan supaya harga gas bisa turun. Jika sudah ada ada aggregator, pengatur hanya ada satu.