Pemimpin Kerajaan Kalingga Berjuluk Ratu Adil
Oleh Agus Widjajanto SH MH - Praktisi Hukum & Pemerhati SejarahBerdasarkan keterangan ahli Arkeologi Agus Aris Munandar, apabila ditarik ke belakang berdasarkan catatan sejarah dan sumber arkeologi dari prasasti prasasti yang ditemukan yang ada, Islam masuk Nusantara pada abad ke 7 Masehi di Barus Pantau Barat Sumatera.
Berdasarkan catatan dari Dinasti Tang di Tiongkok yang merupakan satu-satunya catatan tertulis tentang keberadaan Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Bagian Selatan dan Kerajaan Kalingga pada paruh waktu abad ke 6 dan 7 Masehi, disebutkan:
Bahwa ada utusan dan mata-mata wilayah asing yang berada di Kalingga atas perintah dari penguasa Da Zi disebutkan dalam catatan Dinasti Tang yang merupakan sebutan untuk Orang Arab/Timur Tengah yang hidup di Pantai Barat Sumatera, untuk menguji hukum tetap tegak sengaja meletakan tempayan berisi emas di pertigaan jalan. Hingga tiga tahun tempayan tersebut tidak pernah hilang.
Hingga suatu ketika karena mengganggu dipinggir jalan oleh pangeran atau anak dari Ratu Shima, maka tempayan tersebut digeser dengan kaki ke pinggir jalan agar tidak mengganggu orang berlalu lalang.
Dan oleh karena tindakannya tersebut Sang Pangeran anak Ratu Shima berdasarkan masukan musyawarah para menteri dijatuhi hukuman potong ibu jari kaki karena telah menggeser tempayan tersebut.
Sumber Arkeologi
Dari sejarawan Agus Sunyoto dalam Buku Mosaik Nusantara dan dari Ahli Arkeologi Agus Aris Munandar menyatakan di samping sumber primair berupa catatan dari Dinasti Tang di China dan beberapa lokasi prasasti sebagai sumber arkeologi, ada sumber data sekunder berupa cerita rakyat yang turun-temurun dalam Babad Tanah Jawi.
1. Prasasti Tuk Mas Magelang yang ditulis dalam huruf Pallawa Bahasa Sanskerta, menuliskan Silsilah Dinasti Syailendra termasuk Ratu Shima merupakan keturunan Dinasti Syailendra.