Pendidikan Karakter dan Penguatan Literasi Harus Dimulai Sejak Dini
"Perlu ada terobosan agar minat baca masyarakat meningkat, misalnya pembebasan PPN untuk semua jenis buku, bukan hanya buku ajar. Terobosan yang lain misalnya dengan menggratiskan pengiriman buku melalui PT Pos Indonesia,” ujar Restu.
Restu yang juga mantan Ketua PP PMKRI ini memaparkan tentang visi dan misi Jokowi-Amin untuk periode 2019-2024. Visi Jokowi-Amin "Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong" dijabarkan ke dalam 9 program kerja Jokowi-Amin dengan mengambil fokus kepada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), penyelesaian infrastruktur fisik, serta penegakan hukum dan profesionalisme.
Sedangkan misinya adalah peningkatan kualitas manusia Indonesia; struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing; pembangunan yang merata dan berkeadilan; mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan. Selain itu, kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa; penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan tepercaya. Termasuk perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga; pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya; dan sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.
Selanjutnya, visi SDM dijabarkan melalui misi SDM yaitu dengan mengembangkan sistem jaringan gizi dan tumbuh kembang anak; mengembangkan reformasi sistem kesehatan; mengembangkan reformasi sistem pendidikan; revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi; menumbuhkan kewirausahaan; dan menguatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Pada kesempata itu, Restu menegaskan pentingnya konsistensi Jokowi di masa pemerintahannya yang kedua nanti terhadap peningkatan kualitas SDM Indonesia.
"Pak Jokowi harus betul-betul konsisten terhadap peningkatan kualitas SDM yang sdh menjadi misi Jokowi-Amin di periode 2019-2024. Artinya, jangan sampai urusan infrastruktur yang selama ini sangat mewarnai periode pertama pemerintahannya menghalangi realisasi peningkatan kualitas SDM Indonesia. Juga harus ada kelompok-kelompok yang mengawal dan mengawasi agenda-agenda peningkatan SDM Indonesia," ujar Restu.
Di tempat yanag sama, Peneliti Senior Perkumpulan Prakarsa yang juga sebagai Komisioner Komisi Anggaran Independen Setyo Budiantoro, menyampaikan perlunya menyikapi secara serius tiga dimensi kemiskinan, yaitu kemiskiann di bidang kesehatan, pendidikan, dan kualitas kehidupan.
Budi sapaan Budiantoro menekaankan pentingnya agenda-agenda mengatasi kemiskinan multidimensi terutama bagi kelompok bawah atau kelompok miskin. Selain itu, perlu peningkatan standar kualitas guru, mengatasi pengangguran kelompok muda, memperbanyak dan meningkatkan pendidikan vokasi, dan perubahan mindset dari comparative menjadi competitive dan problem menjadi solusi semua hal tersebut bisa menjadi jawaban kebutuhan SDM yang berkualitas.