Pengakuan Erik Ustrada, Si Pembantai Tetangga: Jangankan Penjara, Nyawa Kuserahkan
jpnn.com, PRABUMULIH - Erik Ustrada, 25, warga Dusun I Desa Tanjung Telang Kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabumulih mengungkap alasan sampai nekat menghabisi nyawa Suldin, 50, yang memiliki hubungan kekerabatan dengan orang tuanya.
Ia menyebut nekat membantai korban karena rasa kasih sayang dan khawatir kepada orang tua menjadi korban saat berkelahi dengan tetangganya.
“Khilaf, Pak. Aku sayang sama bapak, takut terjadi apa-apa kan,” jawab Erik Ustrada, saat ditanya Kapolres Prabumulih, AKBP Siswandi SIK SH MH dalam kegiatan press realese kasus pembunuhan, di Mapolres Prabumulih, Senin (7/12).
Ditegaskan pria yang memiliki empat orang anak ini, dirinya rela melakukan apa saja demi orang tuanya.
“Saya nih sebagai anak, janganlah penjara nyawa saja saya serahkan demi orang tua, aku cuma bela bapak aku saja,” ungkapnya.
Dikatakan petani karet ini, dirinya baru sadar telah membunuh korban setelah melihat darah korban yang menyucur deras di tanah. “Waktu lihat darahnya baru sadar aku (Sudah membunuh),” ucapnya.
Ditanya tahu tidak apa persoalan keributan antara orang tuanya dengan korban, Erik mengaku tidak mengetahui apa pemicu keributan tersebut. Dirinya langsung menyerang korban, yang saat itu dalam posisi terjatuh ditanah.
“Tidak pak, aku dengar pas lagi mengasah parang ada cekcok kan pas aku belari kejadiannya belago tangannya (korban) dalam sarung tidak kelihatan dia teguling aku dari belakang langsung aku kapak dia, dia menepis makanya tangannya putus, kena kapak lagi tiga kali pak,” bebernya sembari menuturkan takut terjadi apa-apa jika pelaku berdiri.
“Kalu jantan samo jantan belago jarangkan dak besarang (menggunakan senjata), namanya anak aku memperjuangkan bapakku jangankan masa tahanan ini nyawa bae aku serahkan demi bapakku ya. Aku demi untuk orang tua,” tegasnya sembari menuturkan menyesal atas perbuatan tersebut.